Suara.com - Aksi unjuk rasa yang digelar oleh aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) di Patung Kuda, Jakarta pada Sabtu (21/5/2022) telah selesai digelar sekitar pukul 17.00 WIB. Meski begitu, Jalan Medan Merdeka Barat yang mengarah ke Istana Negara belum bisa dilalui pengguna jalan.
Pantauan Suara.com, para petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) tampak tengah membersihkan sampah-sampah yang dihasilkan selama aksi unjuk rasa berlangsung. Selain itu, tampak mobil-mobil barikade dari pihak kepolisian juga masih bertengger di jalan tersebut.
Sementara itu, jalan dari arah Istana Negara menuju Patung Kuda sudah bisa dilalui oleh pengguna kendaraan.
Aksi unjuk rasa yang digelar GEBRAK resmi berakhir sekira jam 17.26 WIB. Berakhirnya aksi unjuk rasa ditandai oleh menyanyikan lagu buruh Internasionale dan menyalakan hand flare.
Sang orator terdengar mengomandoi para peserta aksi unjuk rasa. Sebelum menutup, orator sempat menyampaikan 15 tuntutan untuk aksi unjuk rasa kali ini.
Sembari berjalan sang orator meminta para peserta aksi untuk tidak lupa mengambil sampah-sampah yang mengotori area unjuk rasa.
"Tolong sampah-sampahnya untuk dibersihkan," kata orator.
Setelah itu, mobil komando mulai meninggalkan area unjuk rasa diikuti oleh massa yang berjalan kaki.
Sebelumnya, massa GEBRAK melangsungkan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (21/5/2022). Dalam orasinya, Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos menyebut kalau penguasa saat ini sangat rakus dan merugikan rakyat.
Baca Juga: Minta Aparat Tidak Represif Saat Amankan Demo, KASBI: Penderitaan Rakyat Sudah Sampai Leher
Dari atas mobil komando, Nining menegaskan kalau kaum buruh tidak akan berdiam diri melihat sikap dari penguasa yang terus menzalimi rakyatnya.
"Karena kita tidak akan pernah berdiam diri karena kekuasaan hari ini adalah kekuasaan yang semakin rakus, kekuasaan yang semakin zalim terhadap rakyatnya," kata Nining.
Nining menjelaskan bahwa itu semua dikarenakan sikap dari penguasa saat ini yang kerap menyakiti rakyatnya. Disaat rakyat hanya menyampaikan kritik terhadap satu regulasi saja, reaksi dari penguasa seolah-olah akan memporakporandakan satu negara.
"Ketika rakyat melakukan penolakan terhadap Omnibus Law yang tidak berpihak kepada rakyat, apa yang kita hadapi kawan-kawan selain represifitas selain kriminalisasi yang kita hadapi, pemukulan, pemenjaraan terhadap orang-orang yang bersuara mengkritik, terhadap kekuasaan terus dilakukan," ujarnya.
Ia lantas membandingkan dengan para koruptor yang masih bisa berkeliaran bebas meski sudah 'merampok' uang negara.
"Tapi rakyat yang turun ke jalan hanya mengkritik satu regulasi saja bisa ditangkap bisa dipenjara betul enggak kawan-kawan," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!