Suara.com - Massa dari pengungsi asal Afghanistan masih bertahan di belakang gerbang Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Kuningan, Jakarta Selatan meski hujan turun pada Selasa (31/5/2022) siang. Puluhan massa tetap berunjuk rasa dan menyampaikan orasi terkait kejelasan nasib mereka.
Pantauan Suara.com pukul 13.15 WIB, massa yang terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, hingga perempuan dan pria dewasa berlindung pada spanduk tuntutan agar mereka tidak basah oleh hujan. Massa juga ada yang berlindung menggunakan payung hingga ada yang rela basah-basahan.
Sang orator tampak tetap memegang pengeras suara dan mengajak massa aksi untuk tetap berteriak. Hal itu kemudian diikuti massa aksi yang masih bertahan di lokasi.
"UNHCR, UNHCR, Wake up. Wake up," teriak orator dan kemudian diikuti massa.
"We are human, we are human. Help us, help us," sambungnya.
Dalam aksi unjuk rasa kali ini, massa masih menuntut agar segera dikirimkan ke negara ketiga atau negara penerima suaka pengungsi. Massa mulai berkumpul di lokasi sejak pukul 10.00 WIB dan memulai unjuk rasa pada pukul 11.00 WIB.
Para peserta aksi yang turun ke jalan juga beragam. Mulai dari anak-anak, ibu-ibu, hingga perempuan dan pria dewasa. Massa aksi juga membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan tuntutan yang mereka suarakan.
Misalnya, "UNHCR WAKE UP", "10 YEARS ENOUGH", hingga "UNHCR & IOM! STOP KILLING REFUGEES GRADUALLY". Orator dari massa aksi juga menyampaikan tuntutan lewat pengeras suara.
Salah satu massa aksi menuturkan, para pengungsi yang kembali turun ke jalan masih sama dengan serangkaian aksi sebelumnya. Para pengungsi hanya ingin meminta bantuan pada pemerintah Indonesia dan UNHCR agar mereka dapat dikirimkan negara penerima suaka pengungsi.
Baca Juga: Ikut Unjuk Rasa Di Kantor UNHCR, Anak-anak Pengungsi Afganistan: We Want Justice!
"Hari ini kami di sini hanya minta bantuan kepada pemerintah Indonesia," papar dia.
Dia menambahkan, sudah 17 pengungsi asal Afghanistan di Indonesia telah bunuh diri. Tidak hanya itu, sudah banyak pengungsi yang kejelasan nasibnya tidak menentu telah jatuh sakit.
"Sebanyak 17 pengungsi sudah bunuh diri, banyak pengungsi sudah sakit. Kenapa kami di Indonesia sudah 10 tahun tidak ada yang tangggung jawab. HAM itu yang pertama," tegas dia.
Sejumlah personel dari Polsek Metro Setiabudi dan security gedung UNHCR turut melakukan pengamanan.
Unjuk rasa yang digelar pengungsi Afganistan bukan kali pertama, sebelumnya mereka juga sudah menggelar aksi. Pada 19 Januari dan 31 Maret 2022 lalu mereka juga menggelar unjuk rasa di depan Kantor Amnesty Internasional Nasional.
Tuntutannya meminta agar lembaga tersebut mendesak UNCHR mengirimkan mereka ke negara ketiga.
Berita Terkait
-
Kembali Berunjuk Rasa di Jakarta, Puluhan Imigran Afghanistan Minta Kejelasan Nasib: UNHCR Wake Up!
-
Selain Hujan Diprediksi Landa Sejumlah Provinsi, BMKG Juga Minta Waspadai Gelombang Tinggi Laut Selatan Jawa
-
Diguyur Hujan Deras, 7 Wilayah di Tangsel Terendam Banjir
-
Diguyur Hujan Deras Sejak Sore Hingga Malam, Jalan Poros Makassar-Maros Tergenang Air 30 Cm
-
Diguyur Hujan Lebat Sejak Pagi, 11 Desa di Kabupaten Probolinggo Diterjang Banjir
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target