Suara.com - Kementerian Kesehatan mengimbau para jemaah calon haji untuk memperbanyak minum dan jangan menunggu haus. Hal itu guna mencegah dehidrasi lantaran suhu panas di Arab Saudi bisa mencapai 45 derajat.
"Jadi jamaah kita sarankan sering minum air, jangan tunggu haus. Karena kalau haus kemungkinan akan dehidrasi duluan," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylana di Jakarta, Sabtu (4/6/2022).
Menurut Budi Sylana, cuaca di Arab Saudi saat ini tergolong ekstem. Kelembaban di Madinah bisa mencapai 4 persen atau jauh jika dibandingkan dengan Indonesia yang mencapai 91 persen.
Kemungkinan terkena heatstroke akan sangat tinggi dengan kelembaban yang rendah, ditambah suhu panas yang cukup tinggi mencapai 45 derajat.
"Artinya sangat kering di Arab Saudi," lanjutnya.
Ia mencontohkan saat dirinya beraktivitas lari sejauh lima kilometer dalam waktu 30 menit, nyaris tak ada keringat yang menetes atau membasahi bajunya. Artinya, penguapan di Arab Saudi sangat tinggi.
"Nah itu lah yang menyebabkan jamaah di sana sering tidak merasa dehidrasi padahal dia dehidrasi. Jadi harus minum air," kata dia.
Para petugas kesehatan haji akan rutin mengingatkan jamaah calon haji untuk siap sedia air minum serta mempersiapkan minuman beroralit sebagai pemenuhan mineral guna mencegah heat stroke.
"Jadi jamaah itu bukan hanya waterloss tapi juga mineral loss. Mineral itu kalium, natrium seperti itu, jadi banyak minum. Kelembapan rendah mesti pakai sunblock takutnya kulit kering kemudian luka. Pakai pelembab bibir, kalau enggak itu akan kering sekali," kata dia.
Baca Juga: Kenali Tanda-tanda dan Gejala Heat Stroke, Wajib Diwaspadai Jemaah saat Naik Haji
Adapun bagi mereka yang memiliki komorbid, Kementerian Kesehatan akan membagikan sebanyak 3.000 wristband khusus kepada jamaah calon haji dengan risiko tinggi (risti).
"Dari 100.051 calon haji, 3.000 jamaah yang ristinya berat yang akan dipasangkan wristband," kata Budi.
Wristband berbentuk seperti smart watch, dipakai di pergelangan tangan dan terhubung dengan aplikasi TeleJemaah pada ponsel pintar milik jamaah calon haji. Pada wristband terdapat data kondisi kesehatan jamaah haji yang didapat melalui infra merah. Data itu terhubung ke TeleJemaah dan TelePetugas secara otomatis.
Pemantauan terhadap indikator kesehatan tersebut menjadi parameter dalam pemeriksaan kesehatan secara rutin.
"Jadi kalau vital sign naik, misalnya saturasi oksigen turun, akan ada komunikasi dengan petugas yang terdekat langsung respon," kata Budi. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Arab Saudi Sedang Panas-panasnya, Jamaah Haji Diminta Perbanyak Minum Agar Tak Dehidrasi
-
Kenali Tanda-tanda dan Gejala Heat Stroke, Wajib Diwaspadai Jemaah saat Naik Haji
-
Ratusan Calon Jemaah Haji Asal Padang Batal Berangkat Tahun Ini
-
Covid-19 sampai Heat Stroke, 5 Penyakit yang Wajib Diwaspadai Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci
-
Calon Jemaah Haji Diminta Jaga Diri dari Penyakit, Epidemiolog Sebut Risiko Penularan Covid-19 Masih Ada
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Geger 301 Siswa Bandung Barat Tumbang Keracunan Usai Makan MBG, Polisi Turun Tangan Selidiki
-
OPM Dituding Tembak Warga Sipil dan Bakar Rumah di Asmat, Akses Sulit Hambat Penyelidikan
-
Usai Besuk, Sinta Wahid Minta Polisi Bebaskan Delpedro Cs: Mereka Anak Bangsa, Bukan Musuh Negara
-
Ribuan Anak Jadi Korban, Pakar Ungkap Sejumlah Titik Kritis Penyebab Keracunan Massal MBG
-
Profil Irjen Herry Nahak, Jenderal Lulusan Terbaik Akpol Ditunjuk Jadi Waka Tim Transformasi Polri
-
Sastrawan Kritik Prabowo di PBB: Bicara Perdamaian Dunia tapi Polisi Tangkapi Orang Tak Bersalah!
-
MBG di Bandung Barat Dihentikan Sementara setelah Ratusan Siswa Keracunan
-
Lawan Kejagung, Nadiem Makarim Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
-
Data Pendidikan Gibran di Situs KPU Disebut Berubah di Tengah Gugatan Rp125 T, Siapa yang Mengubah?
-
'Pulau Sawit Melambai': AGRA Sebut Ekspansi Kelapa Sawit Hancurkan Indonesia