Suara.com - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes memprediksi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung secara kompetitif. Ia membawa tiga alasan mengapa persaingan dalam Pilpres 2024 bisa berjalan secara ketat.
Alasan pertama, Arya melihat jarak elektabilitas para tokoh-tokoh populer melalui hasil survei begitu dekat. Terlebih tingkatan elektabilitas pada tiga tokoh yang dijagokan dalam Pilpres 2024 tidak berbeda jauh satu sama lain.
"Sehingga dengan kompetisi yang ketat itu, pemilu presiden berpotensi akan berjalan dalam dua putaran," kata Arya dalam CSIS Media Briefing: Manuver Koalisi Partai Menjelang Pemilu Presiden yang ditayangkan melalui YouTube CSIS, Rabu (8/6/2022).
Alasan kedua, Arya melihat partai politik saat ini masih begitu cair. Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah pertemuan dari satu partai politik dengan partai politik lainnya.
"Jadi koalisi yang cair juga akan mempengaruhi level kompetisi pilpres mendatang," ujarnya.
Sementara, untuk alasan ketiga, Arya melihat kosongnya kursi petahana membuat Pilpres 2024 akan berjalan kompetitif. Kosongnya kursi petahana itu disebabkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak bisa kembali maju dalam perhelatan pemilihan presiden.
Hal tersebut sudah sesuai dengan konstitusi di mana Jokowi sudah memenuhi waktu maksimal untuk menjabat sebagai presiden yakni dua periode.
"Jadi itu alasan kenapa pilpres kita mendatang diprediksi akan ketat dan kompetitif."
Baca Juga: Massa Deklarasi Dukung Anies Ngaku FPI Dibayar Rp150 Ribu, Refly Harun: Ini Jelas Fitnah!
Berita Terkait
-
Fahri Hamzah Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Seperti Orang Kumpul Di Pos Ronda, Ace Golkar: Urus Saja Partaimu!
-
Dinilai Mampu Memberikan Lapangan Pekerjaan untuk Generasi Z, Prabwo Subianto Unggul di Survei SPIN
-
Survei CSIS Sebut 51,8 Persen Ahli Tak Puas Kinerja Anies-Riza, Ini Kata Wagub DKI
-
Dukung Masa Kampanye Hanya 75 Hari, Mendagri: Kalau Lama Malah Makin Rawan
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka