Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan penyebab mangkraknya pembangunan jalan tol selama puluhan tahun itu hanya karena persoalan kecil. Menurutnya, masalahnya hanya persoalan ego dari masing-masing kementerian yang terkait dengan pembangunan jalan tol.
Jokowi mengatakan kalau mangkraknya pembangunan jalan tol itu dikarenakan masalah pembebasan lahan. Masalah pembebasan lahan itu dilihatnya tidak kunjung selesai karena nihilnya kerja kementerian yang terintegrasi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato dalam acara Puncak Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA Summit 2022) yang disiarkan langsung melalui YouTube Kementerian ATR BPN, Kamis (9/6/2022).
"Karena apa? Tidak saling komunikasi antara BPN (Badan Pertahanan Nasional) dengan daerah, antara BPN dengan yang ingin mengerjakan tol kementerian PU, ya enggak sambung. (Pembangunan) berhenti ada yang 20 tahun, ada yang 10 tahun, saya ke lapangan, ini persoalan apa kok enggak rampung-rampung," jelas Jokowi.
Jokowi tergelitik sendiri karena melihat jajarannya tidak mampu menyelesaikan masalah yang menurutnya sangat mudah untuk diselesaikan.
"Persoalan kecil tapi enggak bisa diselesaikan oleh pembuat kebijakan, siapa? Ya kita sendiri, kan lucu banget kita ini," ujarnya.
Kepala Negara kemudian mencontohkan saat dirinya memerintahkan jajarannya untuk segera menyelesaikan persoalan. Hanya melalui sambungan telepon, perintah Jokowi itu bisa berjalan hingga masalahnya tuntas dalam waktu kurang dari dua pekan.
Hal tersebut juga membuatnya sempat bingung kenapa permasalahan pembebasan lahan tidak kunjung selesai sehingga mengakibatkan mangkraknya pembangunan jalan tol.
Atas kondisi tersebut, Jokowi meminta kepada seluruh pejabat baik di kementerian/lembaga pusat hingga ke pemerintahan daerah harus bisa bersinergi dan saling terbuka. Ia tidak mau kalau janji untuk saling bersinergi itu hanya sekedar ucapan dalam forum saja.
Baca Juga: Penjelasan Jokowi Hubungannya Tidak Renggang dengan Megawati Soekarnoputri
"Saya ingatkan lagi saya tidak bisa mentoleransi, mentolerir terjadinya kerugian negara, terjadinya kerugian masyarakat yang disebabkan oleh ego sektoral dan ego lembaga kita, itu udah stop, cukup, stop, persoalan dimulai dari sini, semuanya harus membuka diri."
Berita Terkait
-
Warga Hampir Tertabrak Iring-iringan Mobil Jokowi Demi Rebutan Kaos, Publik Permasalahkan Hal Ini
-
Bikin Warga Nyaris Tertabrak Mobil, Warganet Usul ke Presiden Jokowi Jangan Bagi-bagi Kaus di Jalan: Membahayakan Rakyat
-
Upacara Sajo Moane Sambut Kedatangan Jokowi Di Wakatobi
-
Presiden Jokowi Undang Paus Fransiskus ke Indonesia
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik