Suara.com - Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Dewi Kartika melihat perombakan Menteri dan wakil menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) oleh Presiden Joko Widodo tidak bertujuan untuk menyelesaikan segunung persoalan sengketa dan konflik agraria.
Ia menyebut perombakan kabinet hanya untuk mengakomodasi kepentingan politik.
"Saya melihat kepentingan politiknya juga lebih kuat bagaimana melakukan dan mendorong stabilitas politik, termasuk menguatkan koalisi partai," kata Dewi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (18/6/2022).
Hal tercermin dari latar belakang Menteri ATR/BPN yakni Hadi Tjahjanto yang merupakan mantan Panglima TNI. Kemudian Wakil Menteri ATR/BPN yang dijabat Raja Juli Antoni yang merupakan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pendukung pemerintahan Jokowi.
Padahal menurut Dewi, yang dibutuhkan untuk menjabat di Kementerian ATR/BPN adalah mereka yang memiliki rekam jejak, kompetensi dan pemahaman permasalahan agraria.
"Kalau kita lihat jatah kursi Wamen itu masih diberikan pada partai, artinya motifnya bukan untuk menuntaskan atau memperbaiki kinerja lama, tetapi masih berputar di kursi partai politik yang sama," kata Dewi.
Dalam penyelesaian konflik agraria kata dia, tidak akan terselesaikan hanya dengan mempercepat penertiban sertifikat tanah.
"Kalau hanya menyandarkan pada percepatan sertifikasi tanah, sudah barang tentu konflik agraria itu tidak akan diselesaikan. Karena sistem pendaftaran tanah kita itu atau yang kita sebut sebagai PTSL (Program Sertifikat Tanah Gratis) itu tidak mau menyentuh konflik agraria struktural, apalagi menerbitkan konsesi-konsesi skala besar," kata Dewi.
Menurutnya yang dibutuhkan adalah perspektif agraria yang bersifat agraria.
Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Ditantang Pedagang Pasar Untuk Perbaiki Birokrasi Anak Buahnya
"Karena yang sekarang terjadi adalah liberalisasi sumber-sumber agraria, terutama tanah. Perampasan tanah, bagaimana alokasi-alokasi tanah dalam jumlah yang maha besar itu terus-menerus diorientasikan, diprioritaskan untuk badan-badan usaha skala besar," tutur Dewi.
"Sehingga kita sekarang menghadapi ketimpangan pengusahaan tanah yang sangat tajam, antara pengusaha tanah kaya, investor dengan masyarakat kecil, terutama masyarakat adat," sambungnya.
Berita Terkait
-
Unik! Sambut Presidensi G20,Seniman Solo Ciptakan Mural Para Pemimpin Dunia
-
Mendag Zulkifli Hasan Ditantang Pedagang Pasar Untuk Perbaiki Birokrasi Anak Buahnya
-
Roy Suryo Ternyata Sudah Dilaporkan ke Polisi Soal Foto Stupa Borobudur Mirip Jokowi
-
Disinggung Soal Tak Jadi Presiden Lagi Setelah 2024, Begini Reaksi Jokowi
-
Menko Airlangga Klaim 30 Persen Penerima Kartu Prakerja Sudah Tidak Menganggur
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat