Suara.com - Muncul kekhawatiran bahwa nelayan asal Indonesia membunuh dan memakan penyu hijau yang diburu di perairan Australia Barat, dengan pihak berwenang mengukuhkan delapan penyu hijau ditemukan dengan perut terbuka dan telurnya diambil.
Penyu hijau tersebut ditemukan di dua pulau terpencil di sebelah barat perairan Broome, oleh patroli yang dilakukan Departemen Konservasi (DBCA).
Dalam pernyataannya, departemen tersebut mengatakan rangka penyu yang ditinggal tersebut 'tampaknya disebabkan oleh ulah manusia yang membelah tubuh binatang tersebut untuk mengambil telurnya."
"Penemuan bangkai penyu ini mengkhawatirkan dari sisi ilmu pengetahuan, karena hilangnya penyu dari populasi yang sudah kecil akan menyebabkan menurunnya pasokan genetik binatang tersebut," kata departemen itu.
"Pakar penyu dan badan pemerintah sepakat bahwa nelayan Indonesia yang bertanggung jawab, melihat lokasinya yang terpencil dan metode pembunuhannya."
Penemuan menyedihkan ini terjadi di saat tingginya angka nelayan asal Indonesia yang memasuki perairan Australia secara ilegal dalam 20 tahun terakhir.
'Menemukan penyu secara kebetulan'
Bangkai penyu tersebut ditemukan di pantai di pulau Scott Reef dand Browse Island, yang terletak beberapa ratus kilometer dari Pantai Kimberley di Australia Barat.
Professor James Fox dari Australian National University yang sudah mempelajari mengenai perilaku nelayan Indonesia selama 40 tahun terakhir mengatakan pembunuhan penyu ini adalah hal yang tidak biasanya terjadi.
"Bila perut penyu tersebut dibelah dan telurnya diambil, besar kemungkinan menurut saya dilakukan nelayan Indonesia," katanya.
Baca Juga: Seekor Penyu Hijau Mati Terdampar di Pantai Cangkring, Mulut Penuh Sampah
"Telur penyu adalah hal yang mereka cari dan mereka sukai.
"Saya menduga penyu tersebut ditemukan secara kebetulan oleh nelayan yang sebelumnya tidak pernah berlayar sampai ke sana."
Penemuan penyu yang diburu ketika hendak bertelur di pantai tersebut menimbulkan kekhawatiran para ilmuwan karena penyu hijau masuk dalam kategori binatang yang hampir punah dan hanya bertelur di beberapa pulau terpencil di Australia.
Kepada ABC, Departemen Konservasi mengatakan hanya ada sekitar 500 penyu hijau di sekitar Browse Island dan Scott Reef, menjadikan mereka kelompok penyu hijau paling kecil yang ada di Australia.
Data menunjukkan peningkatan kedatangan perahu gelap
Insiden ini muncul di saat angka resmi dari pemerintah Australia menunjukkan peningkatan kegiatan penangkapan ikan ilegal di perairan Australia dalam 18 bulan terakhir.
Peter Venslovas dari Otoritas Manajemen Perikanan Australia (AFMA) mengatakan sudah terjadi peningkatan pemergokan perahu dan kapal ikan asing sepanjang tahun ini.
Berita Terkait
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
Taktik IQ 1000! Gol Luar Biasa Pemain Bodo/Glimt di Liga Champions
-
Barcelona Tanpa Lamine Yamal Hadapi Neraka St James Park, Rashford Jadi Tumpuan
-
Diego Simeone Meledak di Anfield, Fan Liverpool Ngaku Jadi Biang Kerok
-
DBON Kaltim Tercoreng! Kadispora dan Mantan Ketua Jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah Ratusan Miliar
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu