Di masa pandemi, Nyoman pun sempat dirumahkan dari pekerjaannya di hotel dan mengalami pemotongan gaji.
Karena itu, dia pulang ke kampung halamannya di pedesaan Bali untuk membantu orangtuanya yang bekerja sebagai petani sambil berjualan kue.
Nyoman berencana mengalokasikan dana kompensasi yang diterimanya untuk pendidikan Azka hingga selesai dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ia hingga kini masih mengenang mendiang suaminya yang berjuang merantau untuk keluarga mereka.
"Almarhum suami saya orang yang baik," sambil menambahkan bahwa Dede Fredy menginginkan Azka mengenyam pendidikan yang terbaik.
"Dia menyayangi anak kami dan memberikan dirinya untuk keluarga. Dia adalah bapak yang baik."
Kesepakatan melindungi hak pekerja ekonomi gig
Kejadian yang menimpa Dede tidak hanya dialaminya sendiri. Sepanjang tahun 2020, terdapat tujuh kecelakaan pengantar makanan yang bekerja di industri ekonomi gig.
Hal ini telah mendorong Serikat Pekerja Transportasi (TWU) Australia untuk mengadvokasikan hak-hak para pekerja tersebut.
Namun dilaporkan kemarin (29/06), Uber dan TWU sudah menandatangani kesepakatan yang menjadi "jaring pengaman" bagi pekerja ekonomi gig.
Baca Juga: Masyarakat Tenang, BPJAMSOSTEK Jamin Biaya Pengobatan Kecelakaan Kerja Tanpa Batas
Dalam perjanjian tersebut, dituturkan bagaimana kedua pihak akan menyepakati pendapatan minimum untuk pengemudi antar-jemput dan pengantar makanan.
Badan kolektif untuk mewakili pekerja ini pun akan dibentuk. Perjanjian ini juga akan dipakai sebagai mekanisme menyelesaikan perselisihan.
Direktur Utama Uber Australia Dom Taylor mengatakan perjanjian tersebut akan menciptakan keseimbangan bagi pekerja dalam hal fleksibilitas, selain memberikan perlindungan tambahan bagi pengemudi.
"Yang kami coba lakukan adalah meningkatkan kualitas kerja mandiri pengemudi antar-jemput dan pengemudi pesan-antar makanan online," ujarnya.
Michael Kane dari Serikat Pekerja Transportasi (TWU) mengatakan pekerja ekonomi gig sudah berkontribusi bagi perekonomian Australia sejak tahun 2011.
"Hukum kita sangat ketinggalan zaman. Jika Anda adalah seorang karyawan dan dikategorikan seperti itu, Anda seharusnya mendapatkan semua hak dari apa yang Anda bangun selama beberapa dekade," kata Kaine.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh