Suara.com - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia atau AIPI usul G20 juga serius kerjasama ciptakan udar abersih dan atasi perubahan iklim. Selain itu G20 harus mendorong kemampuan negara untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan bukti ilmiah untuk membuat keputusan dalam kondisi ketidakpastian, di mana penilaian kuantitatif saja tidak akan cukup memandu pembuatan kebijakan nasional.
Hal itu dijelaskan Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Soemantri Brodjonegoro.
G20 merupakan kerja sama multilateral yang mencakup 19 negara utama dan Uni Eropa.
"G20 perlu memperkuat kerja sama untuk mengatasi kualitas udara bersih, perubahan iklim, serta meningkatkan kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi peningkatan kualitas kehidupan," kata Satryo dalam S20 High Level Policy International Webinar on Applying Science and Technology for Clean Air and Climate Co-benefits yang diadakan dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Kebijakan nasional dan langkah strategis tersebut utamanya ditujukan untuk menciptakan udara bersih dan mengendalikan perubahan iklim demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
Webinar tersebut bertujuan untuk mendorong berbagi pengetahuan selatan-selatan di antara negara-negara Asia, pada peningkatan kualitas udara dan penurunan emisi karbon.
"Saya harap anda semua memiliki diskusi yang produktif dan bermanfaat untuk memperkaya Komunike Science20 untuk kepentingan komitmen G20, dan untuk perbaikan masa depan “satu-satunya planet kita”," katanya.
Seminar virtual itu juga menyoroti peran data yang kuat untuk mengembangkan kebijakan udara bersih dan rendah karbon secara komprehensif, membahas kemajuan terkini dalam teknologi bersih di Asia, dan mekanisme untuk mempercepat peningkatan teknologi bersih.
Selain itu, melalui penyelenggaraan webinar itu, dibahas juga peluang kolaborasi, antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan investasi teknologi bersih .
Baca Juga: Putin Belum Jelas, Menlu Rusia Sergei Lavrov Pastikan Hadiri Pertemuan G20 Di Bali
"Rekomendasi dan tindakan harus diusulkan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan tangguh bersama untuk semua," kata Satryo.
S20, sebagai salah satu kelompok keterlibatan dalam G20 menekankan isu-isu prioritas dengan memperjuangkan kebutuhan masyarakat internasional berupa rencana-rencana aksi nyata dalam kerangka ikut menopang pencapaian tiga pilar utama G20 yang diusung Indonesia dalam keketuaan G20 2022.
Ketiga pilar utama tersebut adalah arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi berkelanjutan, untuk mendorong dan menyukseskan tema besar yang diusung dalam tagline "Recover Together Recover Stronger".
Kelompok keterlibatan S20 di bawah Presidensi G20 telah mengidentifikasi kesehatan, perubahan iklim, dan teknologi sebagai tantangan paling mendesak dan penting di tahun 2020-an dan kedepannya.
Kelompok keterlibatan S20 berfungsi menyediakan rekomendasi kebijakan berbasis bukti dan konsensus untuk topik-topik yang dipilih untuk pembuat kebijakan.
Rekomendasi tersebut didasarkan pada pertimbangan ilmu pengetahuan yang ketat dan dirumuskan melalui diskusi matang di gugus tugas yang terdiri dari para ahli internasional dari dalam dan luar G20, demikian Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Antara)
Berita Terkait
-
Bridgestone Indonesia Perkuat Konservasi Gunung Sanggabuana Sekaligus Berdayakan Masyarakat
-
Kenapa Mobil Warna Gelap Bisa Bikin Bumi Makin Panas? Ini Penjelasan Ahli
-
Pariwisata Indonesia Tertekan Perubahan Iklim, Bisakah Tetap Berkelanjutan?
-
BI : Perubahan Iklim Picu 40 Persen Dunia Alami Kerugian Ekonomi
-
Rahasia Udara Bersih di Tengah Polusi yang Buruk Bagi Kesehatan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?