Suara.com - Perubahan iklim menyebabkan transmisi penyakit infeksius dan patogen manusia. Hal itu dijelaskan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Hal itu terjadi karena meningkatnya konsentrasi karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.
Oleh karena itu, perlu mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyakit sebagai sistem pemantauan yang bisa memantau risiko dan dampak perubahan iklim terhadap penyakit tular vektor.
Selain itu, juga perlu meningkatkan kapasitas diagnosis dan surveilans penyakit serta meningkatkan riset-riset untuk melihat lebih dalam dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.
"Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada perubahan suhu udara dan curah hujan. Perubahan iklim juga menyebabkan transmisi penyakit infeksius dan menyebabkan human patogen, human vektor dan human host," kata Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Ni Luh P Indi Dharmayanti dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Veteriner Indrawati Sendow mengatakan perubahan iklim dengan dinamika vektor dan satwa liar, hewan domestik, populasi manusia, dinamika mikroba dapat sebagai sistem peringatan dini tentang risiko wabah yang mungkin terjadi pada ternak atau manusia.
Zoonosis merupakan penularan penyakit hewan ke manusia dipengaruhi oleh proses lingkungan dan sosioekonomi yang membentuk komunitas hospes reservoir, yang menyebabkan orang dan ternak melakukan kontak dengan satwa liar.
Ia menuturkan lebih dari 70 persen penyakit yang merebak (emerging) atau zoonosis berasal dari hewan liar seperti kelelawar, kucing, trenggiling, babi, tikus, primata, dan burung liar. Zoonosis tersebut termasuk COVID-19, Sars, Mers, Swine Flu, Ebola, Zika, antraks, dan flu burung.
Menurut dia, BRIN dapat mengambil peran dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk melakukan riset untuk mencegah, mendeteksi dan merespon penyakit emerging/remerging zoonosis melalui pendekatan One Health. (Antara)
Berita Terkait
-
Life Hack Selamatkan Planet: Ilmuwan Temukan Cara Jenius Libatkan Burung!
-
Ribuan Ilmuwan Geruduk Kantor Presiden, Tegaskan Kalau Perubahan Iklim Masalah Nyata!
-
Fosil Iklim Ungkap Fakta Mengejutkan: Pemanasan Global Terburuk Justru Belum Dimulai!
-
Asap Kebakaran Hutan Jadi Masalah Lintas Negara: Solusi Sudah Ada, Tapi Kenapa Diabaikan?
-
Peneliti Bikin Terobosan: Plastik Jadi Penyedot Gas Rumah Kaca, Bagaimana Caranya?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu