Suara.com - Pedagang keberatan syarat beli minyak goreng pakai Pedulilindungi. Menurut pedagang minyak goreng itu, membeli pakai syarat KTP saja konsumennya tidak ada yang mau beli.
Hal itu dikatakan pedagang Minyak Goreng (Migor) di Pasar Kasin Kota Malang, Imam Syamsuri (53). Dia memprotes adanya kebijakan tersebut.
Dia mengaku sudah 20 tahun berdagang di pasar. Menurut dia kebijakan itu dinilainya tak efektif.
"Kalau pakai Pedulilindungi pastinya saya keberatan. Masak mau beli seperempat kilogram aja pakai Pedulilindungi. Orang pakai KTP saja sudah gak mau," ujar Imam saat ditemui TIMES Indonesia (jaringan Suara.com) di lapaknya, Jumat (1/7/2022).
Imam pun mengaku akan mengurangi stok yang ada guna meminimalisir penumpukan stok atau tidak laku.
Sebab, menurut Imam, dengan adanya kebijakan ini tentu membuat masyarakat semakin minim untuk membeli Migor. Hal itu tentu sangat berdampak kepada para penjual, khususnya yang berada di pasar.
"Saya jual minyak curah biasanya sehari ya 30 liter. Kalau ada kebijakan itu bisa setengahnya kita kurangin stoknya," ungkapnya.
Kebijakan pembelian Migor menggunakan pedulilindungi, diakuinya masih belum terlaksana khusus di wilayah Kota Malang.
Sebab, semenjak kebijakan tersebut mencuat, ia tidak pernah menerima sosialisasi apapun dari pihak pemerintah soal mekanisme penggunaan pedulilindungi untuk pembelian atau penjualan Migor.
Apalagi, sejak awal kebijakan tersebut mencuat, Imam pun mengaku bahwa sejauh ini seluruh konsumennya juga tidak mengerti adanya kebijakan pembelian Migor menggunakan Pedulilindungi.
"Pembeli belum ada yang tahu. Saya tahu saja gara-gara baca. Tapi sampai sekarang ya kita jual biasa. Kan belum ada sosialisasi juga dan kita gak tahu scan pakai apa nanti terus mekanisme gimana," bebernya.
Meski kebijakan yang menurut Imam masih abu-abu, ia berharap besar agar kebijakan tersebut tak diterapkan. Sebab, hal itu bakal merugikan dirinya sebagai penjual Migor di pasar.
"Bukan hanya kami (pedagang), pembeli pasti keberatan juga. Kan umumnya disini beli ibu-ibu kampung, jarang bawa HP (Handphone). Pokok intinya saya mau kalau memang serius diterapkan, turun lah. Masak gak ada sosialisasi apa-apa," tegasnya.
Berita Terkait
-
Promo Superindo Hari Ini 24-26 Oktober 2025: Diskon Daging, Minyak, & Buah
-
Bikin Rakyat Susah, Prabowo Sindir Rakusnya Mafia Minyak Goreng: Sangat Kejam dan Tak Manusiawi
-
Di Depan 'Gunung Uang' Rp13 T di Kejagung, Presiden Prabowo: Ini Bisa Buat 8.000 Sekolah!
-
Promo Superindo Hari Ini 15 Oktober 2025: Panduan Belanja Super Hemat!
-
Promo Superindo Hari Ini 6 Oktober 2025: Diskon Gila hingga 45% Awal Pekan!
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda