Suara.com - Presiden Pemuda Asia Afrika (Asian African Youth Government-AAYG) Respiratori Saddam Al-Jihad mengapreasiasi Presiden Indonesia Joko Widodo yang membawa misi perdamaian dalam kunjungan ke Ukraina dan Federasi Rusia. Namun, Saddam menilai mengundang Ukraina hadir di G-20, pada November 2022 di Bali, kurang tepat.
“Misi perdamaian yang dibawa presiden Jokowi ke Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin perlu kita dukung meskipun perdamaian antara kedua negara, Ukraina dan Rusia sangatlah sulit terealisasi karena persoalan histori dan rasionalisasi kenapa Rusia harus melakukan operasi di Ukraina,” tutur Saddam.
Saddam menegaskan bahwa tujuan operasi Rusia, yakni melindungi warga sipil Republik Rakyat Donetsk dan Republik Luhansk dari ancaman nyata battalion-batalion sukarelawan neo-nazi dari Ukraina. Selain itu, menurutnya, Ukraina berambisi gabung ke NATO dan memperkuat kerjasama dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
“Selama itu dilakukan oleh Ukraina dibawah kepemimpinan Zelenskyy, pastinya tidak ada titik penyelesaian dengan Rusia karena selain Ukraina melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap rakyat Donetsk dan Luhansk, juga mengancam kedaulatan Rusia dan stabilitas keamanan kawasan khususnya Eropa Timur,” ujar Saddam.
Hal yang penting disoal, lanjut Saddam, adalah dalam pertemuan di Kyiv, Jokowi mengundang Zelenskyy hadir di G-20 yang akan dilaksanakan tahun ini di Bali. Itu bukanlah langkah yang tepat dan Ukraina tidak layak hadir, mengingat forum ini diperuntuhkan untuk memperbaiki dan menjaga stabilitas ekonomi-keuangan internasional dari krisis.
“Harapannya G-20 di Bali konsen pada pemulihan ekonomi global paska krisis Covid-19, dan harus dipisahkan dengan persoalan Rusia dan Ukraina meskipun Indonesia mendapat tekanan (AS dan Sekutunya) paska pelaksanaan G-7 di Jerman. Namun perlu diingat bahwa Ukraina bukanlah anggota G-20, dan jika hadir maka akan memperumit masalah karena Indonesia bisa dinilai tidak netral sebagai host country,” ungkapnya.
Dari Ukraina, Jokowi lanjut ke Moscow bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, dan tidak hanya membahas soal perdamaian dunia tetapi juga sepakat meningkatkan kerjasama antara Rusia dan Indonesia. Saddam berharap kedepannya itu dapat terealisasi karena bagaimanapun dalam catatan sejarah Indonesia dan Rusia memiliki hubungan dekat.
“Sejak era Soekarno dan Nikita Khurschev, Indonesia dan Rusia memiliki hubungan pesahabatan yang begitu erat, bahkan Rusia membantu Indonesia membangun Stadion Gelora Bung Karno, Rumah Sakit, peralatan militer untuk mempertahankan NKRI dan kembali merebut Irian Barat, dan bantuan lainnya,” lugasnya.
“Potensi kerjasama antara kedua negara di berbagai bidang sangatlah besar dan Indonesia bisa menjadi strategic partnership bagi Rusia di Indo Pasifik. Itu dapat dilihat dari perdagangan bilateral kedua negara di 2021 naik lebih 40% dan di 2022 lima tahun pertama meningkat diatas 65%. Ini yang disebut Vladimir Putin merupakan “the work of the Russian-Indonesian Joint Commission on Trade, Economic, and Technical Cooperation”, pungkas Saddam.
Baca Juga: CSIS: Konsistensi Penting Jika Indonesia Ingin Jadi Jembatan Komunikasi Rusia- Ukraina
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta