Selama dua tahun terakhir, Irene berusaha mendapatkan informasi dengan menghubungi Departemen Dalam Negeri Australia dan wakil rakyat di daerah pemilihan tempat tinggalnya.
Namun menurut data Departemen Dalam Negeri, sebanyak 305 Visa 887 telah diterbitkan selama bulan Maret dan April tahun ini.
Prosesnya 'menguras mental'
Seorang perawat yang bekerja di Palmview, Queensland, Kerry North, mengaku telah mengajukan permohonan Visa 887 sejak hampir dua tahun lalu.
Dia menyebut proses permohonan visa permanen ini "mengerikan" dan "menguras mental".
"Kami mengajukannya pada Oktober 2020 dan masih menunggu sampai sekarang," katanya kepada ABC News.
"Saya bahkan sudah menghubungi wakil rakyat setempat. Kami merasa seperti hantu yang gentayangan menunggu ketidakpastian," tuturnya.
Menurut Kerry, wakil rakyat tersebut sudah menghubunginya dan menyampaikan jawaban umum bahwa mereka hanya akan memeriksa visa yang dalam keadaan darurat.
Sebagai perawat yang telah bekerja di wilayah pedalaman, Kerry mengaku dirinya hanya "dimanfaatkan".
"Saya merasa kami hanya dimanfaatkan. Kami datang ke sini dengan keterampilan kami, bekerja seperti warga Australia, membayar pajak yang sama, tapi dibiarkan dalam ketidakpastian," katanya.
Baca Juga: Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Padahal, dengan Visa 887, putri Kerry dapat melanjutkan kuliah di Australia dengan status sebagai mahasiswa lokal yang pembayaran uang kuliahnya sangat berbeda dengan mahasiswa internasional.
Kerry mengaku dia juga sudah menyetor uang muka pembelian tanah tapi harus melepaskannya pada bulan Desember jika visanya tidak keluar, karena sebagai orang asing akan dikenai pajak pembelian sebesar AUD$60.000.
"Jika kehilangan tanah tersebut, maka kami harus membuat keputusan untuk pindah ke negara bagian lain karena tanah di Sunshine Coast sangat mahal," ujarnya.
Menurut data Departemen Dalam Negeri, hanya 25 persen dari 887 permohonan Visa 887 yang diproses dalam waktu 18 bulan, sementara 90 persen lainnya memerlukan waktu 25 bulan.
Menambah kapasitas
Seorang juru bicara Departemen Dalam Negeri menjelaskan kepada ABC News bahwa upaya mengurangi penumpukan permohonan visa menjadi prioritas pemerintah saat ini.
"Hal ini akan mempercepat dan mendukung pemulihan ekonomi Australia, mendukung mobilitas pekerja internasional dan peluang bagi industri Australia," katanya.
Berita Terkait
-
Apakah Mobil Listrik Aman Terkena Banjir? Ini Pertolongan Pertamanya
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Finishing Persib saat Bantai Madura United Bikin Semringah Bojan Hodak
-
Prediksi Gaya Main Timnas Indonesia di Bawah John Herman
-
Belum Bertanding, Media Internasional Sorot Kemewahan Timnas Indonesia Terkuat di SEA Games 2025
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
-
4 HP Snapdragon Paling Murah, Cocok untuk Daily Driver Terbaik Harga mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan