Suara.com - Idul Adha 1443 Hijriah yang jatuh pada 10 Juli kemarin telah berlangsung dengan khidmat di seluruh pelosok Tanah Air. Bagi sebagian orang, momen Idul Adha begitu dinantikan di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat kenaikan sejumlah bahan pokok termasuk daging sapi yang menembus angka kisaran Rp170 ribu per kilogram.
Tak pelak, pembagian daging kurban sangat dibutuhkan oleh banyak masyarakat khususnya kaum dhuafa dan fakir miskin.
Agenda penyaluran daging kurban kepada para santri penghapal Alquran, anak yatim, dhuafa dan janda jompo pun turut dilakukan oleh Yayasan Media Amal Islami (MAI). Sebagai salah satu yayasan non-profit yang telah berdiri sejak 24 tahun silam, Yayasan MAI terus memegang penuh amanah yang diberikan oleh para sohibul kurban (orang yang berkurban).
“Alhamdulillah, di Idul Adha tahun ini kami menerima satu sapi dari Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan dan Perumda Pasar Jaya. Lalu juga kurban sapi dari Walikota Jakarta Selatan, Bapak Munjirin. Pada Minggu dan Senin kemarin, seluruh amanah dari para Sohibul Kurban termasuk pemotongan puluhan kambing dan domba sudah ditunaikan,” jelas Ketua Umum Yayasan Media Amal Islami, Fathi Ihsan.
“Daging kurban kami sebar secara merata ke lima wilayah binaan Yayasan MAI meliputi Jakarta, Cianjur, Curug, Gunung Sindur, dan Serang. Kami salurkan kepada yang berhak yakni para santri penghapal Alquran di MAI Curug, serta anak yatim, dhuafa dan janda jompo yang ada di MAI Jakarta, Serang, Cianjur, dan Gunung Sindur.” jelas Fathi Ihsan menambahkan.
Pihak Yayasan MAI pun berharap di tahun-tahun mendatang tetap mampu dipercaya dan menjaga kepercayaan para Sohibul Kurban serta menyalurkannya ke tangan yang berhak. Apalagi berkurban membawa banyak manfaat, salah satunya sebagai kesempatan untuk meyucikan diri dan harta benda yang telah diraih. Hal ini dikarenakan berkurban layaknya membilas segala rezeki yang didapatkan, sehingga keikhlasan dalam berkurban akan diganjar keberkahan dan ridha Allah SWT.
Sebagai informasi, hingga kini Yayasan Media Amal Islami menaungi dan memfasilitasi pendidikan lebih dari 500 anak yatim dan dhuafa. Didirikan oleh (Alm) KH Aslih Ridwan, M.Ag, Yayasan MAI secara aktif dan rutin mengadakan sejumlah kegiatan sosial. Bantuan sosial yang diberikan merupakan sarana pendekatan kepada masyarakat sekaligus bentuk wujud nyata berbakti untuk kaum yatim dan dhuafa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Dalih 'Investasi Sosial' Jokowi soal Utang Whoosh Dikuliti DPR: Mana Akuntabilitasnya?
-
Skandal Chromebook: Pengacara Nadiem Tunjuk Hidung Stafsus, Siapa Dalang Sebenarnya?
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Ditanya Soal Peluang Periksa Luhut dalam Kasus Whoosh, Begini Respons KPK
-
Korupsi Whoosh Memanas, Ketua KPK Soal Saksi: Masih Kami Telaah Dulu
-
Sandra Dewi Menyerah? Terungkap Alasan Tunduk di Balik Pencabutan Gugatan Aset Korupsi Timah
-
Eks Jubir Gus Dur Sentil Kejagung: Prestasi Rp13 T Jadi Lelucon, Loyalis Jokowi Tak Tersentuh?
-
Cak Imin Soroti Gurita Bisnis Indomaret dan Alfamart: Membunuh Ekonomi Rakyat di Desa
-
Berani Tembaki Polisi dan Warga! Komplotan Curanmor Sadis Asal Lampung Ditangkap di Bekasi
-
Gibran Pilih Mancing Lele di Bekasi, Disindir Keras Politisi PKB: Lebih Baik dari Bung Hatta?