Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Mentri Polhukam), Mahfud MD turut menanggapi insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Pol. Ferdy Sambo. Mahfud mengatakan ada banyak kejanggalan kasus polisi tembak polisi.
Mahfud menyebut kasus tersebut tidak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan dalam proses penyelidikan kasus tersebut. Simak daftar
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas setelah terkena tembakan Bharata E di rumah Irjen Ferdy Sambo, yang berada di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sore.
Diketahui, Brigadir J merupakan salah satu personel Brimob di Divisi Propam Polri yang bertugas menjadi ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Selain itu, dia juga menjadi sopir pribadi Putri Candrawathi atau Putri Ferdy Sambo, istri Ferdy Sambo.
Sementara itu, Bharada E sendiri juga merupakan anggota Brimob yang diperbantukan untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Menurut kronologi yang diungkap oleh polisi, Brigadir J dan Bharada E terlibat baku tembak lantaran diduga Brigadir J melecehkan Istri Ferdy Sambo.
Atas kejadian itu pun, Brigadir J tewas di lokasi kejadian dengan tujuh luka tembakan. Sementara Bharata E tidak mengalami luka tembak sama sekali. Kasus itu pun kini menyisakan sejumlah kejanggalan, Mentri Polhukam Mahfud MD juga ikut mengungkapkan sejumlah kejanggalan terkait kasus polisi tembak polisi tersebut.
Daftar Kejanggalan Kasus Polisi Tembak Polisi Versi Mahfud MD
Berikut ini beberapa kejanggalan kasus polisi tembak polisi versi Mahfud MD dikutip dari kanal YouTube CNN Indonesia TV:
1. Ketidakjelasan Proses Penanganan
Baca Juga: Tim Khusus Polri Analisis Hasil Penyelidikan Olah TKP Kematian Brigadir J di Rumah Dinas Ferdy Sambo
Mahfud MD menyebut jika dari proses penanganan kasus penembakan Brigadir J sangatlah janggal. Ia mempertanyakan mengapa polisi baru mengungkap kejadian setelah tiga hari berlalu. Menurutnya alasan polisi menunda konferensi pers karena terhambat hari libur tidak masuk akal.
"Dalam proses penanganan sangat janggal kan. Kenapa tiga hari baru diumumkan? Kalau alasannya tiga hari karena itu hari libur, la apakah kalau hari libur itu proses pidana boleh ditutup-tutupi begitu? Sejak dulu ndak ada, baru sekarang". Ungkap Mahfud MD.
2. Keterangan Polisi yang Tidak Sinkron
Berdasarkan keterangan yang diungkap polisi dalam konferensi pers pertama dan kedua, Mahfud menyebut tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat dari setiap rantai peristiwa.
"Keterangan polisi tidak sinkron dari satu waktu ke waktu lain dan dari satu tempat ke tempat lain. Penjelasan pertama dan kefua dari pak Ramadhan beda. Lalu Kapolres Jakarta Selatan juga (beda) saat mengkonfirmasi kedua status Bharada E dan Brigadir J. Yang satu memastikan ini ajudan ini sopir dan sebagainya tidak jelas." Tambah Mahfud MD.
3. Kejanggalan saat Jenazah Tiba di Rumah Duka
Berita Terkait
-
Tim Khusus Polri Analisis Hasil Penyelidikan Olah TKP Kematian Brigadir J di Rumah Dinas Ferdy Sambo
-
Spekulasi Motif Penembakan Brigadir J jadi Isu Liar, Komnas HAM Pastikan Bakal Ungkap Kebenarannya Usai Fakta Terkumpul
-
Komnas HAM Kedepankan Prinsip Imparsialitas dalam Membantu Polisi Ungkap Kematian Brigadir J
-
Presiden Jokowi Tunjuk Manfud MD Jadi Plt MenpanRB Setelah Wafatnya Tjahjo Kumolo
-
Versi Polisi dan Keluarga Beda, Komnas HAM Bakal Selidiki Jumlah dan Penyebab Luka di Tubuh Brigadir J
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka