Suara.com - Sedikitnya 30 penyu hijau ditemukan mati dengan luka tikaman dan sayatan di kawasan pantai sebuah pulau terpencil di Jepang.
Sejumlah warga Pulau Kumejima menemukan bangkai penyu-penyu tersebut pada Kamis (14/07), setelah air laut surut.
Paling tidak terdapat satu operator penangkap ikan mengaku telah melukai hewan-hewan tersebut guna melepaskan mereka dari jaring ikan, sebagaimana dilaporkan situs berita Mainichi.
"Saya melepaskan beberapa [penyu] ke laut, tapi saya tidak bisa membebaskan beberapa yang berat jadi saya menikam mereka untuk membebaskan [dari jerat]," kata seorang operator penangkap ikan, seperti dikutip Mainichi.
Kepolisian Jepang kini tengah menyelidiki dugaan kekejian terhadap binatang. Media setempat melaporkan bahwa sejumlah polisi telah dikerahkan ke TKP pekan lalu, namun belum jelas apakah sudah ada tindakan yang diambil.
Baca juga:
- Penyu yang terluka parah akibat kena jaring, diterbangkan sejauh sejauh 8.000 kilometer untuk diobati
- Tujuh orang meninggal usai makan daging penyu di Tanzania, mengapa terjadi?
- Ilmuwan ungkap mengapa penyu menyantap sampah plastik di laut
Oleh aparat Jepang dan sejumlah kelompok pelestarian satwa, penyu hijau dikategorikan sebagai satwa terancam punah.
Penyu jenis tersebut ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Di Jepang, hewan itu dikenal kerap memakan rumput laut di perairan Kumejimasalah satu pulau kecil yang berjarak sekitar 2.000 kilometer sebelah selatan daratan utama Jepang.
Baca Juga: Sedih, 30 Penyu Hijau Terdampar dengan Luka di Leher
Para ahli biologi kelautan dan pekerja Museum Penyu di Pulau Kumejima bergegas mendatangi pantai setelah penyu-penyu ditemukan, tapi sebagian besar telah terbujur kaku.
Sebagian penyu mengalami tikaman pada bagian leher, sebagian lainnya disayat pada bagian sirip.
"Saya belum pernah melihat kejadian seperti ini sebelumnya. Amat sulit mencerna ini," kata seorang pegawai museum kepada harian Asahi Shimbun.
Berita Terkait
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Tanggapi Kritik Ronaldo, Ruben Amorim Ucap Kalimat Ini untuk MU
-
Murka Enzo Maresca Usai Chelsea Ditahan Imbang Qarabag
-
Barcelona Diterpa Musibah, Eric Garcia Alami Patah Hidung, Ini Kondisinya
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory