Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menyoroti berbagai permasalahan di ibu kota yang masih saja terjadi di penghujung masa jabatan Gubernur Anies Baswedan. Menurut Kenneth, dua masalah yang belum juga selesai adalah soal polusi udara dan penurunan tanah.
Kenneth menilai kalau Jakarta saat ini sudah dicap sebagai kota tenggelam dan berpolusi terburuk. Untuk masalah polusi, Kenneth menilai Anies belum juga memiliki solusi konkret karena hanya merespons santai dengan menyalahkan pergerakan angin dari daerah lain.
"Bagaimana mau minta semuanya mengambil peranan dalam mengatasi polusi dan ancaman tenggelam, lha wong cara ngomong gubernurnya saja enggak jelas, jangan banyak bicara seperti orang mendongeng. Berbicaralah yang cakap dan menghasilkan solusi yang baik untuk masalah tersebut," ujar Kenneth dalam keterangannya, Selasa (26/7/2022).
Mengutip laman IQAir, udara di Jakarta sejak Rabu (20/7/2022) hingga Jumat (22/7/2022) tidak dalam kondisi sehat. Indeks pencemaran udara di Ibu Kota berada di angka 156 hingga 155 dan masuk dalam kategori tidak sehat.
Kenneth menilai Anies perlu mengambil langkah ekstrem untuk penanganan udara buruk seperti melakukan pembatasan mobilitas warga kota di tengah masa pandemi Covid-19 yang saat ini kembali meningkat. Kemudian, mendorong terus Work From Home (WFH) sebagai budaya baru sehingga tidak semua pekerja harus ke kantor.
"Pak Anies harus berani mengambil langkah terobosan dalam menangani permasalahan udara buruk yang di Jakarta, seperti pembatasan pergerakan kendaraan pribadi, penerapan jalan berbayar elektronik dan e-parking progresif, selain melakukan penerapan persyaratan uji emisi kendaraan," jelasnya.
Langkah kongkrit itu disebutnya belum terlihat dan baru mengandalkan kebijakan uji emisi saja. Padahal, perlu disoroti juga soal penggunaan kendaraan yang sudah tidak layak.
Anies juga dimintanya sering terjun ke lapangan untuk melakukan pengecekan di sejumlah pabrik atau perusahaan yang mempunyai cerobong asap lebih dari 1. Pasalnya, hal itu juga merupakan salah satu penyumbang buruknya kualitas udara di Jakarta.
"Harus cek semua pabrik atau perusahaan yang memiliki cerobong gas buang lebih dari satu, jika terbukti mempunyai lebih dari satu, Pak Anies harus berani memberikan sanksi kepada pabrik atau perusahaan tersebut, jangan hanya lip service saja tapi harus segera eksekusi langsung," ucapnya.
Selanjutnya soal Jakarta bakal tenggelam, Kenneth menilai penyebab utamanya adalah kombinasi dari penggunaan air tanah secara besar-besaran dan kenaikan muka air laut. Anggota Komisi D ini meminta untuk Anies mempertimbangkan betul solusi masalah ini.
"Saya berharap para ilmuwan atau para ahli di bidangnya harus bisa melakukan langkah-langkah terobosan, terkait apa yang akan mengancam Jakarta kedepan, para ahli harus bisa sepemikiran dalam menanggapi masalah perubahan iklim dan pemanasan global," jelas Kenneth.
Selain itu, Jakarta masih dirundung beragam masalah lingkungan, mulai dari penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah yang tidak terkendali, kelangkaan air bersih, hingga ancaman banjir yang saat ini kerap menghantui masyarakat.
"Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan permukaan tanah menjadi menurun. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40 persen permukaan tanah Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut," tuturnya.
Menurut Kent, Pemprov DKI harus mulai mengambil langkah antisipasi mulai dari sekarang sebelum terlambat. Persoalan air bersih dan air tanah di Jakarta harus menjadi perhatian serius dan menjadi skala prioritas.
"Pemprov dalam hal ini harus bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga dahulu, baru bisa menghentikan perizinan pemompaan air tanah. Harus menjadi perhatian yang serius dan jadikan langkah prioritas."
Berita Terkait
-
Wajah Baru Planetarium Jakarta, Destinasi Edukasi Favorit di Libur Nataru
-
Hidup Susah Mati Pun Susah, Jakarta Kehabisan Tanah untuk Berpulang
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
Diprotes Buruh, Pemprov DKI Pertahankan UMP Jakarta 2026 Rp 5,7 Juta
-
Belum Dievakuasi, Begini Penampakan Mobil yang Tertimpa Reruntuhan Bangunan Parkir di Koja
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana
-
Terungkap Motif Teror Bom 10 SMA Depok, Pelaku Kecewa Lamaran Ditolak Calon Mertua
-
Heboh 'Dilantik' di Kemenhan, Terungkap Jabatan Asli Ayu Aulia: Ini Faktanya
-
PP Dinilai Sebagai Dukungan Strategis Atas Perpol 10/2025: Bukan Sekedar Fomalitas Administratif
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
-
Geng Motor Teror Warga Siskamling di Pulogadung: Siram Air Keras, Aspal Sampai Berasap
-
Sakit Hati Lamaran Ditolak, Mahasiswa IT Peneror Bom 10 Sekolah di Depok Pakai Nama Mantan Diciduk
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
KPK Hentikan Kasus Korupsi Nikel Rp2,7 T Konawe Utara, Padahal Sudah Ada Tersangka