Ruang utama flat berisi rak-rak berwarna putih yang menempel di dinding. Sejumlah peralatan ibadah Sabat terjejer di atas rak.
Menorah atau kandil lilin bercabang dari logam yang digunakan saat makan-makan dan berdoa, Cawan Eliyahu buat memulai Sabat, Kipah—kopiah khas orang Yahudi—dan beberapa ornamen lain diletakkan di rak tersebut.
Sabat adalah hari tanpa bekerja dan bebas dari aktivitas, yang dimulai dari Jumat menjelang matahari terbenam hingga Sabtu menjelang malam.
Sejumlah kitab Torah juga tersusun rapi di rak. Begitu pula kain putih dan kain hitam yang terdapat bordir tulisan berbahasa Ibrani.
“Kita makan dulu sebelum wawancara,” ajak Eli.
Roti, keju, cokelat, dan beberapa makanan kosher sudah terhidang di meja ruang utama. Kosher adalah makanan yang sudah diberkati atau halal dalam tradisi Yahudi.
Sebelum makan, Eli mencuci tangan di wastafel menggunakan cawan dari logam. Bagi seorang Yahudi Ortodoks, mencuci tangan sebagai simbol penyucian memunyai aturan khusus.
Tidak boleh dua telapak tangan bersentuhan, sehingga Eli membasuh telapak tangannya satu per satu secara bergantian memakai air dari cawan.
Saat mencuci tangan ia melafalkan doa. Kemudian sebelum makan roti, ia juga mengucapkan doa dalam bahasa Ibrani.
Baca Juga: Jalan Sunyi Agama Baha'i
“Baruch atah Adonai, Eloheinu melech ha-olam, hamotzi lechem min ha-aretz (Kami memuji Engkau, Allah yang Kekal, yang berdaulat atas alam semesta, yang menghasilkan roti dari bumi),” rapal Eli.
“Apa ini bisa disebut sinagoge?” kata saya sembari makan.
“Ya, satu unit apartemen sudah bisa disebut sinagoge, kalau digunakan untuk berkumpul dan beribadah,” jawab Eli.
Flat tempat kami bertemu sangat sunyi. Apartemen itu tergolong mewah, sehingga privasi penghuninya sangat terjaga.
Tapi, semua Yahudi ortodoks baik yang tinggal di Jakarta atau dari daerah, bisa setiap saat singgah di flat untuk makan atau beribadah, kata Eli.
“Kenapa begitu? Apa tidak bisa bertemu di rumah biasa atau restoran privat?“
Berita Terkait
-
Jalan Sunyi Agama Baha'i
-
Kami Bertemu Penghayat Sapta Darma, Komunitas yang Dicap Penyembah Semar
-
Menyisir Jejak Leluhur dan Jati Diri di Hindu Mangir
-
Kegelisahan Resan, Komunitas Penjaga Pohon yang Dituding Penyembah Setan
-
Hutan Adat Abrauw Terancam Musnah, Kejanggalan Penyerahan Lahan Bandar Antariksa Biak Papua
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
MK Tolak Gugatan Pilgub Papua, Begini Reaksi Golkar
-
Terkuak! Kejagung Ogah Kasih Keterangan Soal Pemeriksaan Anak Jusuf Hamka karena Ini
-
Sertijab ke KSP Baru M Qodari, AM Putranto Banjir Air Mata: Saya Tentara tapi Bisa Nangis juga
-
Diminta DPR Tambah Bansos Sembako, Menkeu Purbaya Langsung Sanggupi: APBN Cukup!
-
Terdakwa Tabrak Lari Dituntut Ringan, Anak Korban Ngamuk: Saya Bakal Kirim Surat ke Presiden Prabowo
-
Copot Kepala Sekolah Karena Disiplinkan Anaknya, Kemendagri Periksa Wali Kota Prabumulih
-
Pengumuman PPPK Paruh Waktu Kementerian Agama 2025, Ini Syarat dan Aturannya!
-
Terungkap! Utang BLBI Jadi Biang Kerok, Ini Perkara yang Bikin Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya
-
Selesai! Tutut Soeharto Cabut Gugatan, Menkeu Purbaya Ungkap Pesan Akrab: Beliau Kirim Salam
-
Kejagung Tunggu Red Notice Interpol untuk Jurist Tan, Buron Kasus Korupsi Kemendikbudristek