Suara.com - Penyakit cacar monyet kini telah menyebar ke 75 negara. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa cacar monyet atau monkeypox belum masuk kriteria pandemi di dunia.
Menurut Menteri Kesehatan, cacar monyet ini kategorinya masih berada di bawah pandemi. Ia juga menyampaikan pesan WHO untuk menjaga protokol kesehatan.
"Cacar monyet sebenarnya kategorinya masih di bawah pandemi. Jadi belum masuk pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan protokol kesehatannya perlu dijaga, surveilans-nya masih dijaga, kalau bisa vaksinasi dan pengobatannya disiapkan," kata Budi Gunadi Sadikin usai peluncuran Platform SatuSehat di Hotel Raffles Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pelacakan kasus cacar monyet di dalam negeri masih relatif lebih mudah dibandingkan mendeteksi pasien Covid-19.
Menkes menjelaskan karena penyakit yang menginfeksi sekitar 16.000 pasien di dunia ini punya gejala yang spesifik dan bisa dilihat secara fisik, yakni ruam merah pada kulit tangan atau wajah, benjolan pada selangkangan hingga lesi atau benjolan kecil berisi cairan di bawah permukaan kulit.
"Jadi saya bilang, surveilans-nya mudah, karena itu gejalanya fisik. Tesnya secara bakteriologis dilakukan PCR, Kemenkes sudah ada alat PCR dan reagen," katanya.
Budi memperkirakan, Indonesia sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam melakukan surveilans Monkeypox di seluruh provinsi pada bulan ini.
Hingga sekarang, Kemenkes sedang berupaya menambah kebutuhan reagen PCR Monkeypox dengan cara mendatangkan secara impor dari China. Sehingga ketersediaan reagen PCR yang kini tersedia 500 unit di Indonesia bisa ditambah.
Selain itu, Kemenkes juga berupaya memasok kebutuhan obat-obatan Monkeypox untuk mengantisipasi munculnya pasien yang butuh perawatan medis.
Hingga kini Kemenkes telah mendeteksi sembilan suspek Monkeypox di Indonesia. Tapi setelah dilakukan uji laboratorium, seluruhnya dinyatakan negatif.
Dikonfirmasi secara terpisah, Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, masyarakat luas perlu mendapat penjelasan yang tepat mengenai penyakit Monkeypox
"Seperti cara penularan, tanda dan gejala yang ada untuk segera memeriksakan diri kalau ada gejala dan juga mencegah penularan kalau ada kecurigaan kasus," katanya.
Selain itu, kata Tjandra, masyarakat juga perlu memahami maksud kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia yang dideklarasikan WHO pada 13 Juli 2022. "Tentu semua dijelaskan dengan cara komunikasi risiko yang baik," katanya.
Tjandra yang juga pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan, kemampuan surveilans epidemiologi di Indonesia harus berjalan baik, tentunya dengan mekanisme deteksi kasus.
"Seperti kesiapan petugas dalam menduga kasus untuk diperiksa, kriteria diagnosis yang jelas, sarana PCR untuk diagnosis, dan sistem pencatatan pelaporan, analisa data, deseminasi hasil dan pemanfaatannya untuk respons," katanya.
Berita Terkait
-
Menkes Budi Gunadi Sadikin Sedih, 14 Ribu Bayi Kelainan Jantung Bawaan di Indonesia Meninggal Setiap Tahun
-
Sampaikan Hasil Pemeriksaan 9 Suspek Cacar Monyet di Indonesia, Menkes: Semuanya Negatif
-
Menteri Kesehatan: Sembilan Suspek yang Diperiksa Semua Negatif Cacar Monyet
-
Menkes Budi Gunadi Sebut Vaksin Cacar Masih Efektif Lindungi dari Risiko Cacar Monyet
-
Menkes Budi Gunadi Sebut Ada 9 Pasien Suspek Cacar Monyet di Indonesia
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan