Suara.com - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan kebudayaan Indonesia saat ini dihadapkan pada pusaran arus globalisasi yang dinamis dan multi dimensional.
Meski demikian, Indonesia disebut Zainut tidak memerlukan "revolusi kebudayaan," tetapi membutuhkan "strategi kebudayaan" untuk bisa bertahan.
Dia menyebutkan Indonesia memiliki pengalaman sejarah berkenaan dengan seni dan budaya yang pernah menjadi alat propaganda ideologi yang bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tantangan saat itu dapat dijawab secara bijak dan persuasif oleh para seniman dan budayawan muslim dengan membentuk wadah yaitu Himpunan Seni Budaya Islam yang digerakkan oleh tokoh-tokoh seperti Buya Hamka, Bahrum Rangkuti, Junan Helmy Nasution, H. Sudirman, dan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh seniman Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, Asrul Sani dan kawan-kawan.
Sejarah mencatat HSBI yang berafiliasi ke Masyumi dan Muhammadiyah, dan LESBUMI berafiliasi ke NU, memiliki peran yang sangat penting di masa lalu, terutama dalam mengadvokasi politik seni dan budaya yang berpijak pada nilai-nilai agama sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
"Dalam konteks kekinian, sarana dan media seni-budaya generasi millennial tidak boleh kehilangan orientasi keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya ketimuran dengan menjunjung tinggi norma-norma kesopanan," kata Zainut, hari ini.
"Dalam pandangan hidup muslim, tidak dapat dibenarkan liberalisasi seni dengan slogan "seni untuk seni". Tetapi seni dan budaya sebagai karya cipta manusia tidak boleh dipisahkan dari tujuan hidup manusia sebagai hamba Allah," dia menambahkan.
Wakil Ketua Umum DPP PPP itu menyebut seni dan budaya, tidak boleh dijauhkan dari tujuan pembangunan manusia dan masyarakat yang bermoral, beragama, dan berkeadaban.
Ia menuturkan, di tengah arus budaya global dan teknologi informasi, umat Islam dan bangsa Indonesia harus memiliki ketahanan kultural dalam memilah dan memilih unsur-unsur budaya dari luar yang tidak bertentangan dengan pandangan hidup masyarakat.
Baca Juga: 40 Ucapan Selamat HUT RI ke 77, Yuk Ramaikan Hari Kemerdekaan
"Ketahanan kultural paling kokoh adalah yang bersumber dari pandangan hidup, akidah dan way of life yang kita yakini, yaitu ajaran dan nilai-nilai agama. Jangan kita menjadi bangsa yang terombang-ambing dalam arus perubahan, menjadi bangsa yang rapuh dan kehilangan kepribadian di tengah pusaran budaya global," kata dia.
Mengutip Mukti Ali, mantan Menteri Agama, Zainut mengatakan dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dengan agama hidup menjadi bermakna.
Ungkapan tersebut menurutnya, membawa pesan filosofis dan ontologis yang mendalam bahwa para ilmuwan, seniman-budayawan dan agamawan perlu dan bahkan wajib bekerjasama dan saling mengisi untuk membangun dan memajukan peradaban kemanusiaan.
"Saya mengajak para seniman dan budayawan muslim kontemporer agar semakin berperan dan memberi sumbangsih nyata untuk memperkuat sendi-sendi ketahanan nasional dari aspek ketahanan seni dan budaya. Selain itu, mengisi kekosongan dakwah dan mengawal modernisasi dengan mengedepankan nilai-nilai universal Islam sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta," kata dia.
Zainut mengajak semua pihak terus mengembangkan berbagai fikiran budaya dan budaya berfikir secara kreatif dan produktif, untuk Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.
"Mari hidupkan ruh kebudayaan sebagai salah satu medium aktualisasi nilai-nilai beragama yang moderat dan inklusif,” kata dia.
Berita Terkait
-
Goldman Sachs Naikkan Target Price BBRI Jadi Rp4.760 per Saham
-
Sivakorn Pu-Udom Jadi Wasit VAR Timnas Indonesia vs Irak, Punya Sejarah Buruk dengan Skuad Garuda
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Agustus 2025
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Faktor yang Bikin Eliano Reijnders Optimis Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Ketua Animal Defenders Indonesia Jadi Tersangka Penipuan, Kasus Bermula dari Laporan Melanie Subono
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Wali Kota Prabumulih Viral usai Mutasi Kepsek, KPK Turun Tangan Periksa Harta Rp17 Miliar!
-
Dirjen Bina Pemdes Monitoring Siskamling di Bali: Apresiasi Sinergi Pecalang, Linmas, dan Pemdes
-
Momen Mistis Terjadi saat Alvi Peragakan Mutilasi Pacar Jadi 554 Potong di Surabaya
-
Heboh LHKPN Wali Kota Prabumulih: Isi Cuma Truk-Triton, Tapi Anak Sekolah Bawa Mobil, KPK Bergerak
-
Siapa Syarif Hamzah Asyathry? Petinggi Ormas Keagamaan yang Diduga Tahu Aliran Duit Korupsi Haji
-
Sempat Diwarnai Jatuhnya Air Mata, AM Putranto Resmi Serahkan Jabatan KSP ke Qodari