Suara.com - Polisi menyebut sebelum Servasius Pako Riwe (26) ditemukan tewas gantung diri sering terlihat melamun di rumahnya.
“Dari keterangan adiknya, korban memang sering melamun sebelum tewas,” kata Kapolsek Koja, Kompol Mulyana, kepada Suara.com, lewat sambungan telepon, Jumat (5/8/2022).
Namun Mulyana belum dapat memastikan, korban menggalami depresi atau gejala lainnya karena masih melakukan penyelidikan terhadap keluarga.
“Kita belum bisa mastiin itu (depresi) karena korban cuma tinggal sama adiknya disini. Kita masih minta keterangan keluarganya di NTT,” jelas Mulyana.
Mulyana memastikan, korban tewas murni akibat gantung diri. Karena tidak ada bekas luka lebam atau tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.
“Sama sekali tidak ada (luka) ditubuh korban. Hanya dibagian leher akibat menggantung,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, warga di Jalan Harapan Dalam dihebohkan dengan penemuan mayat pria yang menggantung di sebuah lahan kosong, pada Kamis (4/8/2022).
Kapolsek Koja, Kompol Mulyana mengatakan, korban yang bernama Servasius Pako Riwe (26) tewas menggantung dengan seutas tali plastik dilehernya.
“Diduga gantung diri,” kata Mulyana, saat dikonfirmasi, Kamis (4/8/2022).
Baca Juga: Cara Mendukung Sahabat yang Tengah Mengalami Depresi
Penemuan jenazah tersebut, lanjut Mulyana, sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu ada seorang warga yang sedang berada dilokasi melihat jenazah sudah tergantung.
Melihat korban, warga pun berteriak histeris. Warga lainnya yang mendengar teriakan tersebut menghampirinya.
Setelah mereka mendekat, benar saja pemuda tersebut tewas secara mengenaskan dengan tali yang menggantung di sebuah pohon ceri.
“Posisi tergantung seutas tali yang terikat di pohon ceri di pinggir kali lahan kosong. Atas kejadian tersebut warga pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Koja,” jelas Mulyana.
Mendengar laporan tersebut, petugas langsung mengecek lokasi. Setelah menemukan korban petugas langsung menurunkannya dan melakukan identifikasi.
Saat jenazah telah dievakuasi petugas ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati untuk keperluan autopsi.
Berita Terkait
-
5 Contoh Rutinitas Harian agar Hidupmu Lebih Teratur, Patut Dicoba!
-
Berbagai Manfaat Luar Biasa Bunga Lavender, Pantas Saja Dijadikan Bahan Berbagai Produk
-
Cara Mendukung Sahabat yang Tengah Mengalami Depresi
-
Seorang Pria Tewas Mengantung di Lahan Kosong Koja Jakarta Utara
-
Mengenal General Adaptation Syndrome atau GAS dan Tahapannya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'