Suara.com - Perang Rusia Ukraina yang memuncak pada invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022 lalu tak menunjukkan adanya tanda-tanda perdamaian antara dua pihak. Kini, konflik tersebut sudah berjalan genap setengah tahun namun angkatan bersenjata dua belah pihak masih bertukar serangan.
Bahkan, baru-baru ini dilaporkan pihak militer Rusia melakukan serangan rudal ke wilayah Ukraina yang jatuh di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah Mykolaiv, selatan Ukraina, sebagaimana yang disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (19/9/2022) waktu setempat, dikutip dari media Anadolu.
Nahasnya, tak sedikit korban dan kerugian yang ditimbulkan oleh Perang Rusia Ukraina. Tak hanya tentara bersenjata, rakyat sipil terutama pada pihak Ukraina juga turut menerima imbas dari perang tersebut.
Lantas, seberapa banyak kerugian serta korban jiwa Perang Rusia Ukraina? Berikut data terbarunya.
Tak hanya tentara, rakyat sipil juga jadi korban
Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya, rakyat sipil juga turut menjadi korban yang terdampak Perang Rusia Ukraina. Mengutip data korban dan kerugian dari dua kedua belah pihak yang diperoleh dari laman pemberitaan Reuters, berikut rinciannya:
- Korban jiwa meninggal dunia: 29.916 jiwa (menurut data Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, 5.916 jiwa di antaranya yakni rakyat sipil)
- Korban luka nonfatal: 53.616 jiwa.
- Kehilangan tempat tinggal: sekitar 14 juta jiwa
- Kerusakan bangunan: sekitar 14.000 unit bangunan
- Kerugian properti: sekitar USD 350 miliar
Tak jauh dari angka pada laporan Reuters, pihak pemerintah Ukraina melaporkan jumlah korban di negara tersebut tercatat 5.767 orang tewas dan 8.292 terluka.
Sementara itu, Rusia melaporkan korban jiwa sejumlah 1.351 jiwa yang keseluruhan adalah tentara.
Rusia mengirim 300.000 tentara cadangan ke Ukraina
Baca Juga: Uzbekistan Imbau Warganya Tidak Gabung Militer Rusia
Rusia hingga kini tetap getol untuk menunjukkan kekuatannya dan tak kunjung menunjukkan niatan untuk berdamai dengan Ukraina.
Bahkan baru-baru ini, Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin melalui Kementerian Pertahanan mengerahkan 300.000 tentara cadangan ke wilayah konflik Ukraina, sebagaimana yang dikutip dari AFP.
Berdasarkan laporan Reuters, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengecualikan mahasiswa dan penduduk yang pernah menjalani wajib militer untuk dikerahkan sebagai tentara cadangan. Pemberlakuan tentara cadangan tersebut juga hanya bersifat parsial atau sebagian.
Sebagaimana yang dilansir dari Al-Arabiya, Putin berdalih bahwa pengerahan pasukan cadangan secara parsial tersebut hanya demi mempertahankan wilayah Rusia.
Putin juga menuding bahwa negara-negara Barat ingin Rusia hancur dan tak menginginkan adanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Kontributor : Armand Ilham
Berita Terkait
-
Uzbekistan Imbau Warganya Tidak Gabung Militer Rusia
-
Korea Utara Bantah Jual Senjata ke Rusia
-
Wisman Asal Australia Dan Rusia Gemari Muay Thai, Trainer di Bali Kenakan Rp 90 Ribu
-
Rusia Bertukar Tahanan dengan Ukraina, Termasuk para Petinggi Militer
-
Emmanuel Macron Anggap Sinis Rencana Rusia tentang Referendum Ukraina Timur
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD