Suara.com - Demo besar-besaran saat ini tengah terjadi di Iran. Protes tersebut tak lain terjadi atas meninggalnya perempuan keturunan Iran-Kurdi, bernama Mahsa Amini (22), setelah ia ditangkap oleh polisi moral saat sedang berkunjung ke ibu kota Teheran bersama dengan keluarganya, pada Jumat, 13 September 2022 pekan lalu. Lantas apa itu Polisi moral Iran?
Amini ditangkap polisi moral Iran lantaran ia disebut tidak memakai hijab sesuai dengan peraturan yang berlaku. Beberapa jam setelah menjalani 'bimbingan' di kantor polisi setempat, ia langsung dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan koma. Berdasarkan keterangan polisi yang memeriksa, Amini menderita serangan stroke dan jantung. Tiga hari kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia.
Akan tetapi pernyataan polisi tersebut disangkal oleh pihak keluarga. Karena, sebelum penangkapan terjadi Amini dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Justru mereka meyakini bahwa Amini tewas akibat menerima perlakuan yang buruk dari polisi moral setelah ditemukan adanya bekas memar di kepala dan juga kaki Amini.
Polisi juga tidak memberikan penjelasan terkait alasan Mahsa Amini ditahan, selain menyangkut tentang aturan hijab. Menurut pihak keluarga Amina sudah mematuhi aturan serta mengenakan jubah panjang yang longgar.
Lantas apa itu polisi moral? Simak ulasan selengkapnya pada artikel berikut.
Apa Itu Polisi Moral?
Polisi moralitas merupakan komponen dari Pasukan Penegakan Hukum Iran (LEF) yang bertugas menegakkan aturan terkait ketidaksopanan dan juga kejahatan sosial. Selama bertugas, mereka mempunyai akses kekuasaan, senjata, dan juga pusat penahanan.
Selain itu, polisi moral juga memiliki kendali soal "pusat pendidikan ulang" yang belakangan ini baru diperkenalkan. Adapun pusat pendidikan tersebut bertindak layaknya fasilitas penahanan. Jadi setiap warga bisa saja ditahan akibat tidak mematuhi aturan soal kesopanan di Iran.
Di dalam fasilitas penahanan, para tahanan nantinya akan diberikan kelas tentang pendidikan Islam dan pentingnya mengenakan jilbab sesuai syariat. Sebelum bebas, pihak berwenang akan memaksa mereka yang melanggar aturan agar menandatangani perjanjian untuk mematuhi peraturan berpakaian.
Diketahui, Iran telah memiliki beberapa jenis 'polisi moral' sejak terjadinya Revolusi Islam pada 1979 pecah, namun sejak 2005 lalu Gashte Ershad menjadi lembaga utama yang menegakkan hukum dan juga etik Islam di masyarakat Iran.
Biasanya, mereka akan melakukan penangkapan terhadap perempuan yang dinilai tidak mau berpakaian syar'i. Sebagai negara Islam, hukum di Iran menyatakan jika pakaian perempuan seharusnya menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan juga tangan mereka.
Tak hanya perempuan, ternyata pria juga ikut menjadi sasaran penangkapan Gashte Ershad. Penyebab utamanya yaitu janggut mereka yang terlalu panjang dan mereka dinilai mirip jihadis atau gaya rambut pria tampak kebarat-baratan. Meski demikian, tetap kaum perempuanlah yang menjadi sasaran utamanya.
Perempuan akan ditangkap jika melakukan sejumlah kesalahan. Seperti terlalu banyak terlihat rambut saat mengenakan hijab, memakai pakaian dengan warna cerah, memakai make-up terlalu berlebihan, hingga jika sedang berjalan berdua dengan seorang laki-laki yang bukan suami atau keluarganya di tempat umum.
Polisi moral Iran saat bertugas biasanya akan mengendarai sebuah mobil van berwarna hijau dan putih. Dengan petugas laki-laki ditemani oleh wanita yang berpakaian chador (pakaian syar'i sesuai aturan negara Islam) warna hitam.
Berita Terkait
-
Tewasnya Mahsa Amini, Berujung Aksi Solidaritas Perempuan dengan Memotong Rambut
-
Siapa Mahsa Amini, Penyebab Warga Iran Demo Sampai Lepas Hijab
-
Ayah Mahsa Amini: Saya Ingin Lihat Putri Saya, Tapi Tidak Diizinkan Masuk
-
Iran Batasi Jaringan Whatsapp dan Instagram usai Melebarnya Aksi Protes Kematian Mahsa Amini
-
Polisi Moral Iran dalam Sorotan Setelah Mahsa Amini Tewas
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
DPR Ketok Palu KUHAP Baru: Penjara Tak Lagi 'Suka-suka', Pemeriksaan Wajib Direkam Kamera
-
Garis Pertahanan Terakhir Gagal? Batas 1,5C Akan Terlampaui, Krisis Iklim Makin Gawat
-
Lulusan SMK Tahun Berapa Pun Bisa Ikut Program Kerja ke Luar Negeri, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Terkuak Dalam Rekonstruksi: Tiga TNI Terlibat Kasus Penculikan Kacab Bank, Siapa Saja?
-
Dari Tanah Merah Menjadi Kampung Tanah Harapan, Pramono Janjikan Pembangunan Total dan Banjir Bansos
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet
-
Mau Kirim 500 Ribu Pekerja ke Luar Negeri, Pemerintah Siapkan Anggaran hingga Rp25 T, Buat Apa Saja?
-
Sidang Perdana Kasus TPPU Eks Sekretaris MA Nurhadi Digelar Hari Ini
-
Masih Lemas Usai Selang Makan Dilepas, Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Kapan Diperiksa?