Suara.com - Profil Ade Irma Suryani tak luput menjadi perbincangan pada hari bersejarah G30S PKI. Gadis kecil usia 5 tahun ini salah satu korban tewas dalam peristiwa memilukan G30S (Gerakan 30 September).
Kematian Ade Irma pada peristiwa 30 September 1965 lalu membuat publik turut berduka. Oleh karena itu, jelang peringatan G30S PKI, mari kita kenang kembali gadis kecil korban G30S PKI ini. Untuk selengkapnya, berikut ini profil Ade Irma Suryani.
Profil Ade Irma Suryani
Ade Irma Suryani atau yang memiliki nama lengkap Ade Irma Suryani Nasution ini lahir pada tanggal 19 Februari 1960. Ade Irma adalah anak bungsu dari pasangan Jenderal Besar AH Nasution atau Dr. Abdul Harris Nasution dan Johanna Sunarti.
Ade Irma menjadi salah satu korban tewas pasukan Tjakrabirawa saat akan membawa AH Nasution di rumahnya di Jln. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Saat peristiwa tersebut terjadi, Ade Irma sedang tidur bersama sang ibu dan ayah di kamarnya.
Tiba-tiba suara tembekan terdengar berasal dari rumahnya. Jenderal AH Nasution lekas keluar kamar dan kabur melalui dinding belakang. Ade Irma yang sedang tidur lelap eketika terbangun dan langsung memeluk kaki sang ibu. Kemudia Ia digendong oleh bibinya, Mardiah (adik Jenderal AH Nasution) untuk menyelamatkan diri.
Namun rupanya Mardina salah membuka pintu sehingga punggung Ade Irma tertembak oleh pasukan Tjakrabirawa. Tubuhnya yang berlumur darah langsung dipeluk oleh sang ibu.
Tertembak Tapi Tidak Menangis
Meski tertembak, gadis kecil tersebut tak menangis. Setelah pasukan Tjakrabirawa meninggalkan rumah mereka, ibu Johan lekas membawa putri kecilnya ke rumah sakit.
Baca Juga: Profil Pierre Tendean, Ajudan Jenderal Blasteran Prancis Si Pelindung Keluarga AH Nasution
Selama perawatan di rumah sakit, Ade Irma tak pernah menangis maupun mengeluh. Gadis kecil ini sempat mendapat perawatan selama 6 hari di RS Pusat Angkatan Darat Jakarta.
Namun pada tanggal 6 Oktober 1965, nyawanya tak terselamatkan karena luka tembakan sebanyak tiga peluru di punggungnya Ade Irma kemudian dimakamkan di kawasan Kebayoran Baru, tepat di sebelah Kantor Walikota Jakarta Selatan. Di makam tersebut tertulis kalimat mengharukan dari sang ayah yang berbunyi sebagai berikut:
"Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu," untuk mengenangnya, nama Ade Irma Suryani digunakan untuk nama jalan, nama panti asuhan, dan nama monumen yang ada di sekitar makamnya.
Demikian ulasan mengenai profil Ade Irma Suryani, puteri dari Jenderal AH Nasution yang jadi korban tewas tertembak oleh pasukan Tjakrabirawa pada peristiwa G30S PKI.
Kontributor : Ulil Azmi
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi
- 
            
              Apa Hebatnya Soeharto? Ini Balasan Politisi PSI ke PDIP
- 
            
              Ditemukan Ganja Sisa Hisap, Polisi Sebut Onad Merupakan Korban Penyalahgunaan Narkotika
- 
            
              Setelah Dua Tahun Gelap, Warga Poso Akhirnya Nikmati Terangnya Listrik Berkat Program Pemerintah
- 
            
              Alhamdulillah! Mendikdasmen Naikkan Insentif Guru Honorer Mulai 2026, Jadi Segini!
- 
            
              Lima Tahun Tragedi KM 50, Ini Alasan FPI Tetap Suarakan Keadilan di Depan Komnas HAM
- 
            
              Proyek Whoosh Disorot KPK, Mahfud MD: Jokowi dan Para Menterinya Bisa Dimintai Keterangan
- 
            
              Bagaimana Kondisi Onad Saat Ditangkap Narkoba? Ini Kata Polisi
- 
            
              Kasus Korupsi Jual Beli PGN, KPK Sita Kantor dan Pipa Gas di Cilegon
- 
            
              Tuntut Keadilan Tragedi KM 50, FPI Gelar Aksi Damai di Depan Komnas HAM