Suara.com - Dua mantan Presiden Republik Indonesia yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY memiliki hubungan yang rumit. Pasalnya, hubungan antara dua tokoh besar politik dalam negeri itu kerap mengalami pasang surut.
Bahkan, perseteruan Megawati vs SBY dalam percaturan politik Indonesia kerap memuncak ketika mendekati momen-momen tertentu terutama Pemilihan Presiden alias Pilpres mendatang.
Adapun momentum Pilpres 2004 yang terjadi 18 tahun yang lalu membuat hubungan kedua eks orang nomor satu RI tersebut merenggang. Semenjak itu, keduanya saling 'Perang Dingin' bermanuever politik melalui partai mereka masing-masing.
Mari berkilas balik awal mula perseteruan Megawati vs SBY yang bermula pada Pilpres 2004 silam.
Dari peristiwa Kuda Tuli hingga Pilpres 2004
Sebenarnya, perseteruan antara Megawati dengan SBY bisa ditarik jauh hingga insiden Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli (Kuda Tuli). Kala itu, PDI Perjuangan yang masih menyandang nama PDI menjadi target kerusuhan yang dilakukan oleh oknum partai yang berseberangan. Bahkan, kantor DPP PDI sempat menjadi bulan-bulanan massa yang terlibat.
SBY kala itu dituding terlibat dalam insiden tersebut, hingga membuat memori pahit bagi para kader PDI yang akhirnya bertransformasi menjadi PDI Perjuangan.
Meski demikian, Megawati yang saat itu menjabat presiden RI pada periode 2001-2004 mengangkat SBY sebagai Menteri Koordiantor Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Sontak, kader PDI P mempertanyakan langkah Megawati tersebut.
Baca Juga: Survei Capres 2024: Puan Maharani Tak Mendongkrak Elektabilitas PDIP
Jabatan SBY sebagai seorang menteri tak berlangsung lama. Ia akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan beredar isu bahwa dirinya merasa tak dihargai oleh Megawati.
Kerenggangan antara Megawati dengan SBY lambat laun memupuk, hingga puncaknya pada Pilpres 2004. Kedua tokoh besar partai tersebut akhirnya berhadapan berebut suara rakyat. Akhirnya, SBY mengungguli suara Megawati dan kepresidenan diberikan ke tangan politisi Partai Demokrat itu.
Fenomena semacam itu tak hanya terjadi sekali, sebab beberapa kali kesempatan Pilpres, Megawati dan SBY saling berebut suara.
Pengaruh perseteruan Megawati vs SBY pada hubungan partai
Perseteruan Megawati vs SBY tak hanya berdampak pada karier politik pribadi mereka namun juga bagi hubungan partai.
Bahkan, sosok Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengaku hubungan partainya dengan Partai Demokrat sulit untuk dipersatukan. Baginya, konsolidasi antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat merupakan tindakan yang mendekati kata mustahil.
Berita Terkait
-
Survei Capres 2024: Puan Maharani Tak Mendongkrak Elektabilitas PDIP
-
CEK FAKTA: Benarkah KPK Geledah Rumah Hasto Kristiyanto dan Temukan Rp 150 M?
-
Soal Safari Politik Puan Maharani ke AHY, Demokrat: Kami Sangat Terbuka
-
PDIP Tak Merasa Jadi Tertuduh, Demokrat: Pernyataan SBY Soal Pemilu Ditujukan untuk Siapapun yang Curang
-
Safari Politik Puan ke AHY Ingin Dinginkan Suasana, Masinton PDIP: Jangan Semua Meruncingkan Ini
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan