Suara.com - Football Australia (FA) mengatakan akan segera menindak penonton yang menyoraki upacara penyambutan masyarakat suku asli dan melakukan hormat Nazi di final Piala Australia.
Al Jazeera melaporkan bahwa lebih dari 16.000 penggemar hadir di Stadion Western Sydney pada hari Sabtu (1/10) untuk menyaksikan pertandingan final sepak bola di mana Macarthur FC menang 2-0 atas tim semi-profesional Sydney United 58.
Pada hari Minggu, federasi sepak boola Australia mengatakan "sangat mengutuk" insiden tersebut dan mengungkapkan bahwa delapan orang diusir dari stadion usai kejadian.
"Hari ini, Football Australia mempelajari semua rekaman dan gambar yang tersedia dari individu tertentu yang menjadi perhatian organisasi kami serta komunitas sepak bola Australia secara umum, termasuk adanya ‘hormat Hitler'," kata FA.
“Football Australia bekerja sama dengan pihak pengelola Stadion CommBank dan Kepolisian New South Wales untuk menentukan tindakan tegas dan cepat terhadap setiap perilaku anti-sosial yang teridentifikasi, yang juga dapat dianggap ilegal di negara bagian NSW.”
Federasi juga mengakui adanya kebisingan yang "tidak dapat diterima" selama upacara selamat datang yang mengakui hubungan antara masyarakat suku asli di Australia dan daerah tersebut.
“Meskipun kami telah membuat kemajuan terkait hal ini, peristiwa tadi malam menekankan perlunya pendidikan di tingkat lebih lanjut dalam komunitas sepak bola,” ujar pernyataan yang dirilis.
Insiden itu terjadi setelah Australia Football League, yang berisikan sekelompok tim sepak bola Australia (Australian rules football), mengatakan bulan lalu bahwa mereka tengah menyelidiki “tuduhan sangat serius” yang dilaporkan oleh beberapa pemain keturunan suku asli yang menyebut mereka dilecehkan secara rasial oleh seorang pelatih kepala di Hawthorn Football Club di Melbourne.
Pemain pemain keturunan suku asli di tim sepak bola Australia, termasuk beberapa pemain berstatus bintang, juga sudah sering mengeluhkan pelecehan yang dilakukan penonton di stadion.
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Perintahkan Aktivitas Sepak Bola Dihentikan, Netizen Sarankan Soroti Polisi
-
Presiden FIFA Sebut Tragedi Kanjuruhan sebagai Hari Kelam bagi Sepak Bola
-
FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang untuk Tragedi Sepak Bola Indonesia
-
7 Alasan Indonesia Gagal Menjadi Negara Sepak Bola, Diantaranya Anarkis dan Faktor Keamanan yang Kurang
-
FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Hari Pertama Operasi Zebra 2025, Akal-akalan Tutup Plat Pakai Tisu Demi Hindari ETLE
-
Anak Legislator di Sulsel Kelola 41 SPPG, Kepala BGN Tak Mau Menindak: Mereka Pahlawan
-
Guru Sempat Cium Bau Bangkai di Menu Ayam, BGN Tutup Sementara SPPG di Bogor
-
KPK Akui Belum Endus Keterlibatan Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Pengadaan Jalan Sumut
-
Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia, BGN: Akses Gizi Bukan Bantuan
-
Bertemu di Istana, Ini yang Dibas Presiden Prabowo dan Dasco
-
Poin Pembahasan Penting Prabowo-Dasco di Istana, 4 Program Strategis Dikebut Demi Rakyat
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa