Suara.com - Brigjen Pol Hendra Kurniawan menjadi salah satu tersangka obstruction of justice di kasus pembunuhan Brigadir J. Hendra juga menjadi komando sekelompok Divisi Propam Polri yang menemui keluarga Brigadir J di Jambi.
Kedatangan Hendra dan rombongannya ternyata menyimpan cerita tersendiri, yang belakangan membuat publik ikut naik darah. Sebab mereka tiba-tiba merangsek masuk bahkan bersikap tak sopan di rumah Brigadir J yang masih berduka.
Diungkap ayah almarhum, Samuel Hutabarat, kala itu ia sedang di rumah tetangga. Suasana yang semula hening tiba-tiba dipenuhi teriakan dari dalam rumahnya akibat kedatangan Hendra dan rombongan yang memperlakukan mereka bak teroris.
"Tiba-tiba datang dari rombongan, entah dari mana itu, gruduk... gruduk... masuk ke dalam. Adik ipar saya beserta anak-anak ini menjerit, ketakutan. Seperti kami teroris saja dibikin," jelas Samuel, dikutip Suara.com dari kanal YouTube Uya Kuya TV, Senin (3/10/2022).
Menurutnya tidak ada yang tahu mereka kelompok polisi dari mana sebab datang tanpa pemberitahuan dan salam.
Cerita ini sejalan dengan yang disampaikan ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak, di program ROSI besutan KOMPASTV. "Mereka membentuk pagar betis, mereka langsung menutupi, jangan ada yang memegang HP," ujar Rosti.
Saat itulah baru terungkap kalau mereka adalah rombongan Hendra dan diutus untuk menyampaikan kronologi kematian Brigadir J, yang tentu saja waktu itu masih menyesuaikan skenario Sambo.
"Gini lho Pak, kami datang ke sini untuk memberitahu kronologi kejadian," kata Rosti. "Bapaknya masih dengan sopan, walaupun mereka tidak sopan, memberikan kursi karena mereka semua tidak mau buka sepatu."
"Semua mereka masuk ke rumah (tetap memakai sepatu) karena menurut mereka rumah itu tidak layak bagi mereka," sambung Rosti. Bahkan ia sempat berdebat dengan Samuel yang masih bisa memperlakukan rombongan polisi arogan tersebut dengan sopan.
Baca Juga: Cerdasnya Ferdy Sambo, Rela Wira-wiri dan Tembak Mati Brigadir J di Rumah Dinas demi Alasan Ini
Perkara kronologi ini pun turut menciptakan luka tersendiri bagi Rosti. Sebab Hendra dengan lantang menyebut kematian Brigadir J sebagai aib, berkaitan dengan skenario terjadinya pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
"Brigjen Hendra menceritakan itu semua. Mereka menceritakan, ini kronologinya adalah sebenarnya aib gitu ngomongnya," tutur Rosti menirukan yang disampaikan Hendra.
"Jadi waktu itu si PC itu berteriak terus didengar Bharada E yang di atas turun. Terus Bharada bertanya, 'Ada apa Bang?' tapi almarhum tidak mau menjawab," sambungnya.
Lalu Hendra menceritakan terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di tangga rumah Duren Tiga. Disebutkan saat itu Bharada E mampu mengelak dari semua tembakan Brigadir J, sementara Bharada E berhasil menembak almarhum sebanyak 5 kali hingga akhirnya meninggal dunia.
Namun belakangan terungkap skenario tersebut sengaja dirancang Sambo untuk menutupi keterlibatannya. Bahkan demi memuluskan skenarionya, Sambo sampai melakukan berbagai tindakan obstruction of justice seperti menghilangkan CCTV.
Berita Terkait
-
41 Hari Mampu Menghindar dari Penahanan, Putri Candrawathi Sebenarnya Tak Selemah yang Diperlihatkan?
-
Cerdasnya Ferdy Sambo, Rela Wira-wiri dan Tembak Mati Brigadir J di Rumah Dinas demi Alasan Ini
-
Pelimpahan Tahap II Tersangka Pembunuhan Brigadir J ke JPU Diundur Lusa, Apa Alasan Polri?
-
Survei Penanganan Kasus Brigadir J: Publik Lebih Percaya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Ketimbang Institusi Bhayangkara
-
Hari Ini Kejaksaan Agung akan Umumkan Status Penahanan Putri Candrawathi
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai