Suara.com - Malam itu seperti malam-malam lainnya di Bali — pusat wisata Pantai Kuta dipadati orang.
Para penduduk lokal dan asing, di antaranya banyak warga Australia, berjalan di Jalan Legian, meninggalkan restoran padat pengunjung menuju bar.
Barisan mobil melaju, memberikan penumpang gambaran tentang kehidupan dunia malam Bali.
Hari itu adalah tanggal 12 Oktober 2002, dan kehidupan malam baru saja dimulai.
Peringatan: Artikel ini memuat informasi pengeboman Bali dan dampak yang ditimbulkannya di Pantai Kuta, termasuk deskripsi para korban yang luka maupun meninggal dunia.
Tidak ada yang menyangka bahwa beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 23:00, sebuah bom akan meledak di Paddy's Irish Pub, sebuah pub yang cukup terkenal.
Atau tidak lama setelah itu, bom kedua yang lebih besar akan meledak di dalam van seberang jalan, tepat di luar Sari Club.
Atau bahwa bom ketiga akan meledak sekitar 45 detik kemudian dekat konsulat Amerika.
Dalam sejarah tutur ini, kita akan mendengar cerita warga Australia dan Bali yang selamat, mantan polisi dan yang masih bertugas di kepolisian Australia, seorang wartawan yang meliput kejadian ini dan seorang pakar terorisme.
Baca Juga: Cara Australia Merawat Korban Bom Bali Masih Bermanfaat Hingga Saat Ini
Bersama, mereka merajut kembali cerita bom Bali, peristiwa yang menewaskan warga Australia terbanyak dalam sebuah aksi teror.
(Semua hasil wawancara telah dipersingkat dan diedit penyampaiannya supaya lebih jelas.)
Kehidupan malam
Warga lokal dan turis, khususnya tim olah raga Australia yang merayakan akhir musim, pergi ke Pantai Kuta untuk menikmati kehangatan cuaca, keindahan pantai dan suasana pesta di sana.
ALAN ATKINSON, mantan wartawan ABC dan salah satu yang pertama tiba di tempat kejadian perkara : Waktu itu hari Sabtu malam. Suasananya sangat berwarna, ramai dan hangat di Kuta. Kami makan di klub malam, di dekat gang Poppies yang terkenal, lalu menyusuri pantai Kuta menuju hotel saat matahari terbenam.
ERIK DE HAART, penyintas dan anggota klub liga rugby Coogee Dolphins : Saya satu kamar dengan Shane Foley dan Gerard Yeo dan kita tiba di hotel sekitar jam 16:00. Kami berenang sebentar, siap-siap, pergi makan malam lalu berjalan menuju Sari Club.
GLEN MCEWAN, anggota kepolisian Australia yang ditempatkan di Indonesia tahun 2002 : Saya terbang ke Bali siang hari itu untuk memeriksa masalah penyelundupan manusia sebagai bagian pekerjaan saya. Rekan saya Mick Keelty sudah sampai di Bali. Dua polisi lainnya baru sampai hari itu. Mick dan saya bertemu di sore menjelang malam.
Berita Terkait
-
Liburan Romantis Akhir Tahun, Margaret River Australia Barat Wajib Masuk List
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah