Suara.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengkritik komunikasi Divisi Humas Mabes Polri yang menyatakan penyebab kematian korban Tragedi Kanjuruhan karena kurang oksigen, bukan gas air mata.
Menurut Arsul pernyataan itu kurang pas disampaikan. Apalagi apa yang disampaiakn bukan menjadi persoalan pokok tragedi.
"Jadi hemat saya sebagai anggota Komisi III tidak pas kalau Divisi Humas Polri kemudian masuk ke ruang komunikasi publik yang bukan merupakan persoalan pokok dalam tragedi Kanjuruhan," kata Arsul kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).
Arsul mengingatkan Divisi Humas Polri seharusnya dapat memilih isu-isu yang bijak dalam komunikasi publik agar tidak membuat citra Polri semakin buruk.
Menurutnya, apa yang disampaikan Divisi Humas Polri justru hanya memberi kesan Polri membela diri di balik pernyataan ahli.
"Menjelaskan kepada publik dengan mengutip ahli bukannya tidak boleh, namun jangan dengan tone apologi atau membela diri," kata Arsul.
Sementara itu, terkait permasalahan hukum dalam tragedi Kanjuruhan, ditegaskan Arsul bukan tentang apakah gas air mata itu menyebabkan kematian korban atau tidak. Melainkan, mengapa polisi menggunakan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan.
"Padahal ada aturan FIFA yang tidak memperbolehkan penggunaan gas air mata dalam mengamankan pertandingan bola di dalam stadion," ujar Arsul.
Minta Tegur Irjen Dedi Prasetyo
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR RI Santoso meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegur Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Teguran itu dinilai perlu diberikan buntut dari pernyataan Dedi. Dedi sebelumnya mengatakan penyebab kematian korban tragedi Kanjuruhan karena kekurangan oksigen.
Karena itu Santoso berpandangan apa yang menjadi pernyataan Dedi mewakili Mabes Polri, kurang tepat karena akan menimbulkan pro kontra atau pertentangan di tengah masyarakat yang sedang berduka atas meninggalnya 131 orang di Stadion Kanjuruhan.
"Kapolri harus menegur Kadiv Humas Polri yang mengeluarkan statement melukai perasaan masyarakat," kata Santoso kepada wartawan, Selasa (11/10/2022).
Padahal sudah menjadi rahasia umum kekurangan oksigen terhadap korban terjadi karena dipicu gas air mata polisi. Hal tersebut juga ditegaskan Santoso. Ia mengatakan bahwa semua publik sudah mengetahui bahwa kematian korban tragedi Kanjuruhan diawali dari aksi polisi menembakkan gas air mata.
"Analogi yang disampaikan Kadiv Humas Polri itu seakan-akan memberi pembenaran atas ditembakkannya gas air mata pada peristiwa stadion Kanjuruhan," kata Santoso.
Berita Terkait
-
Saling Lempar Tanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Agendakan Pemeriksaan PSSI, PT LIB dan Indosiar Besok
-
Komnas HAM Tegaskan Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal Dunia Dipicu karena Gas Air Mata Polisi
-
Nama-nama yang Pantas Jadi Ketum PSSI di Tengah Kengototan Iwan Bule Ogah Mundur
-
Buntut Tragedi Kanjuruhan, KontraS Endus Ada Lobi-lobi Politik Indonesia Lewat Erick Thohir Agar Tak Disanksi FIFA
-
Update Korban Tragedi Kanjuruhan, 12 Orang Masih Dirawat di Rumah Sakit
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
KPK Terbitkan Sprindik Baru dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina-Petral
-
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, Jadi Operasi Tangkap Tangan Keenam di 2025
-
BREAKING NEWS! KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Prabowo Pastikan Negara Hadir, APBN Siap Bantu Bayar Utang Whoosh?
-
Tito Karnavian: Rp210 T untuk Hidupkan Ekonomi Desa Lewat Kopdeskel Merah Putih
-
Geger Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Saat Mau Numpang Tidur di Masjid, Begini Kronologinya
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
3.000 Pelari Padati wondr Surabaya ITS Run 2025, BNI Dorong Ekonomi Lokal dan Budaya Hidup Sehat
-
Tegaskan IKN Tak Akan Jadi Kota Hantu, Menkeu: Jangan Denger Prediksi Orang Luar, Sering Salah Kok
-
Setara Institute Sebut Upaya Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Sengaja Dilakukan Pemerintah