Kedutaan China di Canberra dan konsulat jenderal di Sydney tidak menanggapi permintaan ABC untuk memberikan komentar soal titik kontak dan kegiatannya di Australia.
Direktur kampanye Safeguard Defenders, Laura Harth, mengatakan kepada ABC jika "titik kontak" Sydney mirip dengan kantor polisi luar negeri China di negara lain.
"Setiap negara menggunakan nama yang berbeda ... tampaknya mereka menggunakan kerangka kerja organisasi United Front Work yang sudah ada di seluruh dunia untuk memperluas fungsi mereka," kata Laura.
"Untuk orang Australia, saya katakan, terutama untuk warga perantauan asal China yang telah melarikan diri dari China, pengkritik, etnis dan agama minoritas, organisasi ini jelas dapat digunakan dan berpotensi untuk mengejar mereka atau mengejar keluarga mereka."
Puluhan ribu 'dibujuk untuk pulang'
Laporan itu mengatakan kantor-kantor polisi di luar negeri dikembangkan bersamaan dengan kampanye internasional "besar-besaran" yang menurut China telah membuat lebih dari 230.000 warga negaranya "dibujuk untuk pulang" dan menghadapi proses pidana di China.
"Bukti yang muncul dengan cepat menunjukkan kampanye online yang ekstensif dan penggunaan kantor polisi di luar negeri yang digunakan dalam operasi ini di lima benua," kata laporan itu.
Laporan itu mengatakan operasi ini menggunakan ancaman terhadap keluarga dan kerabat, termasuk merampas hak anak-anak tersangka untuk mendapatkan pendidikan di China dengan pendekatan "bersalah karena memiliki asosiasi."
Misalnya, pada bulan Februari, pemerintah kota Laiyang di provinsi timur Shandong mengeluarkan pemberitahuan melalui kantor polisi China di Myanmar, menuntut warga negara China yang secara ilegal tinggal di Myanmar untuk pulang ke China.
Mereka juga memperingatkan akan ada konsekuensi bagi orang-orang yang mereka cintai jika mereka menolak.
"Jika anggota keluarga menolak untuk bekerja sama dengan pihak berwenang untuk membujuk para tersangka kembali [ke China], kebijakan insentif dan subsidi mereka akan ditangguhkan atau dibatalkan," kata laporan Safeguard Defenders.
Baca Juga: Pabrik TSMC Bakal Dihancurkan Jika China Invasi Taiwan
Kantor polisi China di luar negeri dilaporkan sudah menangani lebih dari 120 kasus kriminal yang melibatkan warga negara China, dan menangkap sedikitnya 80 orang di Myanmar, Kamboja, dan Zambia.
Media pemerintah China berargumen jika operasi '110 Overseas' memberikan perlindungan bagi jutaan warga China yang tinggal di luar negeri.
Menurut media pemerintah, operasi dan kantor polisi juga bertujuan untuk menangkap warga China dan mencegah mereka melakukan pelanggaran di luar negeri, seperti penipuan, penipuan telekomunikasi atau kejahatan transnasional besar.
Seruan transparansi untuk menghindari 'investigasi rahasia'
Laura dari kampanye Safeguard Defenders mengatakan titik kontak yang berbasis di Sydney dan kantor polisi China di luar negeri bisa "ilegal" jika berada di luar hukum setempat.
Pakar keamanan juga khawatir kantor polisi melanggar hukum internasional dan berpotensi melanggar kedaulatan.
Pengacara hak asasi manusia China, Sam Huang, mengatakan kepada ABC jika operasi itu dapat membantu beberapa warga China menghadapi tantangan di luar negeri, tetapi "terlalu dini untuk mengatakan akan ada dampak positif."
Berita Terkait
-
5 Sisi Gelap Zodiak Libra yang Jarang Diketahui
-
5 Foto Kondisi Terbaru Rumah Uya Kuya Usai Dijarah, WC Sampai Dicopot!
-
Sesar Lembang: Benarkah Ancaman Gempa Besar Mengintai Bandung Raya?
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Penghitungan Belum Rampung, KPK Sebut Kerugian Negara Gegara Kasus Haji Lebih dari Rp1 Triliun
-
Inspeksi Prabowo di Teluk Jakarta, TNI AL Unjuk Kekuatan Maritim Sambut HUT ke-80
-
Sempat Dilalap Api, Profil Kilang Minyak Dumai: Pemasok 16% Energi Nasional Berjuluk 'Putri Tujuh'
-
Malam-malam, Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Wapres Gibran
-
Hakim MK 'Sentil' Hasto: Ngapain Gugat UU Tipikor ke Sini? Lobi Saja DPR, Kan Mereka Setuju
-
KPK Kumpulkan Bukti Kasus Pemerasan TKA, Cak Imin hingga Ida Fauziyah Berpotensi Diperiksa
-
Sebelum Cecar Gubernur Kalbar Soal Kasus Mempawah, KPK Analisis Barang Bukti Hasil Penggeledahan
-
Cak Imin Dorong Sekolah Umum Terapkan Pola Pendidikan Sekolah Rakyat: Ini Alasannya!
-
Warga Manggarai Tak Sabar Tunggu Proyek LRT Fase 1B Rampung, Macet Dianggap Sementara
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta