Suara.com - Salah satu petinggi perusahaan asal Korea Selatan yang menaungi aplikasi perpesanan populer, KakaoTalk, mengundurkan diri usai adanya outage atau pemadaman massal yang terjadi akhir pekan lalu.
Berdasarkan laporan BBC, co-chief executive Kakao, Namkoong Whon, mengatakan bahwa dia merasakan "beban tanggung jawab yang berat atas insiden [tersebut]".
Sebelumnya, pada Sabtu (15/10), kebakaran merusak server milik Kakao dan menghentikan layanan perpesanan, perbankan seluler, dan gaming selama lebih dari delapan jam.
Dalam konferensi pers, Namkoong meminta maaf atas pemadaman tersebut dan mengatakan bahwa dia akan "memimpin satuan tugas bencana darurat yang mengawasi dampak dari insiden itu."
Sebagian besar layanan yang disediakan perusahaan itu telah berhasil dipulihkan pada hari Rabu. Meski demikian, pengguna melaporkan bahwa beberapa fungsi dan layanan belum sepenuhnya stabil.
Pemadaman tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan publik pada aplikasi perpesanan KakaoTalk, yang memiliki lebih dari 47 juta pengguna di Korsel.
Pada hari Senin, Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol, mengatakan pemerintah akan membahas dominasi layanan Kakao karena sudah tampak "seperti jaringan telekomunikasi nasional yang fundamental ".
"Jika pasar terdistorsi dalam monopoli atau oligopoli, hingga fungsinya sama dengan infrastruktur nasional, pemerintah harus mengambil langkah yang diperlukan untuk kepentingan masyarakat," tambahnya.
Tidak ada laporan korban luka usai kebakaran di data center SK C&C di Pangyo, yang terletak di sebelah selatan ibu kota Korsel, Seoul.
Kantor berita Yonhap menyebut antisipasi terkait faktor keamanan mendorong Kakao untuk tidak melanjutkan pasokan listrik ke servernya.
Pengunduran diri Namkoong menjadikan Hong Euntaek sebagai satu-satunya pemimpin Kakao.
Kakao mengatakan akan memberikan kompensasi kepada pengguna dan bisnis yang terkena dampak atas gangguan tersebut.
Perusahaan tersebut juga berencana untuk menginvestasikan 323,9 juta dolar Amerika Serikat untuk mengoperasikan pusat datanya sendiri mulai tahun depan dan membangun pusat data kedua pada tahun 2024.
Berita Terkait
-
Culture Shock yang Biasa Dialami saat Pertama ke Korea Selatan, Sudah Tahu?
-
The Battleship Island: Perlawanan Heroik Warga Korea di Pulau Kapal Perang
-
Anti Mainstream! Lelaki Asal Indonesia Ini Nonton Konser Blackpink Pakai Sarung Ala Ronda di Seoul
-
Hyundai Mobis Berhasil Menjadi Pemasok Modul Sasis Non-Eropa Pertama untuk Mercedes-Benz
-
BTS Ikut Wajib Militer Korea Selatan, Army Setia Menunggu Sampai Tiga Tahun
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya