Suara.com - Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengatakan Indonesia berniat menjalankan peran sebagai juru damai di tengah semakin meningkatnya tensi di kawasan Asia akibat adanya ancaman uji coba nuklir Korea Utara.
Pernyataan ini disampaikan Menhan ketika menghadiri Indo Defence Expo & Forum 2022 yang digelar di Jakarta pada Rabu (2/11).
“Kita bersyukur politik luar negeri kita dari dulu bebas aktif. Kita tidak berpihak, [dan] kita non-blok,” ujarnya. “Kita bersahabat dengan semua negara, jadi kita bersyukur bahwa kita bisa menjadi mediator [dan] penyejuk. Kita ingin menjadi juru damai di mana-mana.”
Di tengah intensnya uji coba rudal yang dilancarkan Korut, berbagai negara telah mengeluarkan respons.
Pada Senin, AS dan Korea Selatan memulai salah satu latihan gabungan udara terbesar mereka, yang akan berakhir pada Jumat. Latihan Vigilant Storm itu melibatkan ratusan pesawat yang melakukan mock attack atau serangan tiruan.
Sedangkan awal Oktober, Washington mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir, USS Ronald Reagan, ke dekat Semenanjung Korea, dan langkah tersebut dilihat luas sebagai sebuah peringatan bagi Korut.
Akhir bulan lalu, Amerika Serikat juga berjanji bahwa akan ada respons yang tegas apabila Korut nekat melakukan uji coba nuklir.
“Kami mendesak [Korut] untuk menahan diri dari melakukan provokasi yang lebih jauh,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, yang juga menyebut tindakan Korut “sembrono” dan mengganggu stabilitas kawasan.
Ia juga menekankan bahwa AS akan menggunakan kemampuan militernya secara maksimal, “termasuk pertahanan nuklir, konvensional, dan rudal”, untuk melindungi Jepang dan Korsel yang merupakan sekutunya di kawasan.
Indonesia sendiri, menurut Prabowo, telah memulai persiapan-persiapan yang diperlukan guna mengantisipasi potensi nuklir di kawasan. Meski demikian, ia tidak menjelaskan secara terperinci apa saja mitigasi yang dimaksud.
“Kita berharap tentunya [peluncuran nuklir oleh Korut] tidak terjadi. Kita sedang mengadakan langkah-langkah … untuk waspada,” sebut Prabowo.
Kantor berita Korut, KCNA, telah menerbitkan laporan lengkap yang mengklaim bahwa rudal-rudal yang diluncurkan dalam uji coba di beberapa pekan terakhir dirancang untuk membawa senjata nuklir.
Korut mengatakan militernya berlatih memuat rudal dengan hulu ledak nuklir taktis, yang merupakan senjata jarak pendek kecil yang akan digunakan di medan perang.
Negara itu juga mengklaim telah berhasil menyimulasikan serangan ke pangkalan militer, pelabuhan, dan bandara udara di Korsel, serta mengatakan peluncuran itu merupakan peringatan bagi AS dan Korsel.
Berita Terkait
-
Jokowi Blak-blakan Beri Restu Prabowo, Gerindra Anggap Bukti Dukungan Maju Capres
-
Blak-Blakan Presiden Jokowi Beri Restu Prabowo: 'Sudah sejak awal kok'
-
Terus Terang Selalu Beri Restu pada Prabowo, Jokowi: Terlalu Sering
-
Ketika Prabowo Subianto Luruskan Pernyataan Presiden Jokowi tentang Restu
-
Rincian Temuan BPK Terkait Anggaran Komcad Kementerian Pertahanan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Respons Ide 'Patungan Beli Hutan', DPR Sebut Itu 'Alarm' Bagi Pemerintah Supaya Evaluasi Kebijakan
-
Tinjau Lokasi Banjir Aceh, Menteri Ekraf Terima Keluhan Sanitasi Buruk yang 'Hantui' Pengungsi
-
Mensos Sebut Penggalang Donasi Tanpa Izin Terancam Sanksi Rp10 Ribu: Warisan UU Tahun 60-an
-
Komisi Reformasi Pertimbangkan Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa Persetujuan DPR
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Tragedi Terra Drone: Kenapa 22 Karyawan Tewas? Mendagri Siapkan Solusi Aturan Baru
-
Solidaritas Nasional Menyala, Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatra Tembus 500 Ton
-
Nestapa Korban Tewas di Kebakaran Kantor Drone, KemenPPPA Soroti Perlindungan Pekerja Hamil