Suara.com - Peretas Medibank mengklaim mereka menuntut uang tebusan $19,7 juta atau sekitar Rp151 miliar untuk tidak merilis informasi pelanggan yang dicuri, setelah perusahaan asuransi kesehatan itu mengecam data terbaru yang disebarkan para peretas sebagai serangan "berbahaya" terhadap warga Australia yang rentan.
Dalam pesan mengerikan yang diposting di web gelap semalam, para peretas merilis rincian sensitif dari prosedur medis pelanggan dan mengatakan telah menuntut bayaran $1 atau sekitar Rp16.000 untuk setiap data pelanggan Medibank yang berjumlah 9,7 juta orang itu.
ABC memahami bahwa rilis ilegal terbaru dari data Medibank termasuk data yang menghubungkan ratusan pelanggan untuk mengakhiri kehamilan.
Ada setidaknya 300 file dalam rilis terbaru di situs yang terhubung ke entitas kriminal yang didukung Rusia.
Medibank menekankan bahwa orang mungkin menghentikan kehamilan karena berbagai alasan, termasuk kehamilan ektopik, keguguran, dan komplikasi.
Penyedia asuransi kesehatan swasta menasihati orang untuk tidak mencari data, dan menggambarkan penyebaran data ilegal yang sedang berlangsung sebagai sesuatu yang "menyedihkan."
"Menambahkan satu file lagi [nama dihapus]," isi posting kelompok kriminal itu.
"Masyarakat bertanya kepada kami tentang uang jumlah tebusan, itu $10 juta. Kami bisa kasih diskon jadi 9,7 juta $1=1 pelanggan."
Kelompok tersebut mulai merilis data Medibank di web gelap pada Rabu dini hari di bawah file bernama "daftar anak baik" dan "daftar anak nakal."
Baca Juga: iOS 16.1 dan iPadOS 16.1 Bikin iPhone dan iPad Bikin Rentan Diserang Peretas
Medibank telah mengonfirmasi bahwa hampir 500.000 klaim kesehatan dengan informasi detil telah dicuri, bersama dengan informasi pribadi, setelah kelompok yang tidak disebutkan namanya itu meretas sistemnya beberapa minggu yang lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, David Koczkar, kepala eksekutif penyedia asuransi kesehatan terbesar di negara itu, mengatakan rilis informasi itu "memalukan".
"Kami bertanggung jawab untuk mengamankan data pelanggan kami dengan serius dan sekali lagi kami dengan tulus meminta maaf kepada pelanggan kami," katanya.
"Membuat informasi pribadi orang sebagai senjata dalam upaya pemerasan adalah berbahaya, dan itu adalah serangan terhadap anggota komunitas kami yang paling rentan.
"Ada orang-orang nyata di balik data ini dan penyalahgunaan data mereka sangat disayangkan dan dapat membuat mereka enggan mencari perawatan medis."
Operation Guardian, satuan yang dibentuk untuk mengatasi peretasan Optus baru-baru ini, kini telah diperluas untuk menyelidiki pencurian data Medibank.
Tag
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Cak Imin Dorong Sekolah Umum Terapkan Pola Pendidikan Sekolah Rakyat: Ini Alasannya!
-
Warga Manggarai Tak Sabar Tunggu Proyek LRT Fase 1B Rampung, Macet Dianggap Sementara
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol