Suara.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyebut pembengkakan angka Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Jakarta merupakan suatu hal yang tidak boleh dianggap enteng karena memiliki potensi menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sebelumnya, RAPBD DKI Jakarta untuk tahun 2023 telah disepakati senilai Rp 83,7 triliun. Angka ini membengkak Rp 1,2 triliun dari besaran pengajuan awal dalam Kebijakan Umum Anggaran - Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) sebesar Rp 82,5 triliun.
Pembengkakan total RAPBD itu terjadi setelah DPRD DKI bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) DKI melakukan pembahasan KUA-PPAS dalam rapat Komisi dan Badan Anggaran (Banggar).
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal FITRA, Misbah Hasan, menyebut pembengkakan APBD ini tidak boleh dianggap enteng. Menurutnya, tidak boleh ada anggaran yang tiba-tiba muncul di tengah pembahasan RAPBD.
"Ini yang nantinya mesti menjadi perhatian Kementerian Dalam Negeri saat melakukan evaluasi terhadap APBD DKI 2023 tersebut sebelum disahkan melalui Perda," ujar Misbah saat dikonfirmasi, Selasa (29/11/2022).
Karena itu, ia meminta Kemendagri mencoret anggaran yang mendadak muncul itu saat melakukan evaluasi terhadap RAPBD 2023 nanti.
"Item-item usulan kegiatan yang tidak ada di RKPD dan KUA-PPA harusnya dicoret karena berpotensi jadi temuan BPK," ucapnya.
"Seharusnya, besaran anggaran yang di KUA-PPAS dijadikan rujukan utama. Sehingga, penambahan anggaran hingga Rp 1,2 triliun tidak mesti terjadi," katanya menambahkan.
Ia pun mencurigai ada unsur politis dalam pembahasan RAPBD yang membengkak Rp 1,2 triliun ini. Seharusnya, proses penganggaran yang menggunakan uang rakyat ini dijalankan dengan metode partisipatif dan teknokratis.
"Apalagi kalau tambahan program/kegiatan yang diusulkan tidak terlalu relevan dengan kebutuhan masyarakat secara langsung," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Tok! RAPBD DKI Jakarta 2023 Jadi Rp 83,7 Triliun
-
Anies Baswedan Off, Kebijakan Jalur Sepeda di Jakarta Dibekukan? Heru Budi Buka Suara
-
Heru Budi Akui Sempat 'Freeze' Jalur Sepeda di Jakarta: Itu Saja Sudah Ribut?
-
Laporkan IHPS I Tahun 2022 ke Jokowi, BPK RI Klaim 95 Persen Capaian Opini WTP Lampaui Target RPJMN
-
WTP 11 Kali, Bupati Serang Kembali Raih Penghargaan Kemenkeu
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor