Suara.com - Dunia politik memang bisa penuh dengan kejutan, lawan bisa menjadi kawan begitu juga sebaliknya. Berbicara soal kawan yang menjadi lawan dalam politik, politikus senior Zulfan Lindan mencontohkan bagaimana hubungan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Diketahui bahwa Cak Imin bukan hanya pernah menjadi parter satu kubu politik dengan Gus Dur. Cak Imin juga merupakan keponakan dari ulama NU tersebut.
Mulanya menurut Zulfan Lindan kader PKB kebanyakan adalah Gusdurian atau pengikut Gus Dur yang masuk politik. Namun kemudian berubah haluan karena kepentingan politik dan oligarki, termasuk berubahnya Cak Imin.
"Yang mentalnya enggak kuat enggak punya karakter yang enggak kuat, contohnya termasuk Muhaimin itu kenapa, dia kan masih keponakannya Gus Dur, dan Gus Dur yang membesarkan dia," kata Zulfan Lindan.
"Gus Dur mengurus Muhaimin kan dari enggak punya apa-apa kemudian dipercayakan memimpin PKB, tapi akhirnya kenapa bisa bertentangan," imbuhnya.
Menurut Zulfan Lindan orang yang pragmatis dan oportunis yang terjun ke dunia politik bisa saja kehilangan loyalitas.
"Menurut saya itu lah kalau sudah masuk ke dalam kancah politik pasti banyak kepentingan, orang pragmatis gimana pragmatis oportusnis apa saja diterima, kalau kita bicara loyalitas itu engak terjadi," imbuhnya.
Diketahui bahwa hubungan Gus Dur dan Cak Imin merenggang etika sang keponakan menghapus nama Gus Dur dari Ketua Dewan Syura PKB. Padahal Gus Dur menjadi salah satu pendiri partai tersebut.
Cerita Dijegalnya Gus Dur oleh Cak Imin
Baca Juga: Muncul Kabar 100 Pulau Dilelang, Gus Muhaimin: NKRI Harga Mati
Menjelang 2009, Cak Imin membuat muktamar luar biasa atau MLB tandingan dan mendaftarkan dia dan kubunya ke Kemenkumham sebagai pengurus resmi PKB.
"Dua atau tiga hari kemudian ternyata perlawanan dari mas Muahaimin dia melakukan juga muktamar luar biasa di hotel," ujar mantan ajudan Gus Dur Priyo Sambadha dalam kanal YouTube Total Politik.
"Sehingga di situ [MLB tandingan] diputuskan ketua umumnya Muhaimin Iskandar, nama Gus Dur tidak ada," tambahnya.
Pemerintah kala itu menurut Priyo memutuskan untuk mengakui PKB versi MLB Cak Imin.
"Beberapa saat kemudian hasil muktamar Ancol didaftarkan ke kemenkumham dan hebatnya, anehnya oleh Kemenkumham waktu itu usulan dari Muhaimin dan kawan-kawan disahkan, di mana ketua umumnya Muhaimin Iskandar," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Usai dari Cilegon, Prabowo Ratas di Istana Bahas 18 Proyek Hilirisasi Senilai Rp600 Triliun
-
Geger Ekspor Ilegal CPO: 87 Kontainer Disita, Negara Terancam Rugi Ratusan Miliar
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama