Suara.com - Dua bulan menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono melakukan sejumlah perubahan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Salah satunya adalah mengubah slogan Jakarta, yang sebelumnya ‘Jakarta Kota Kolaborasi’ yang dibuat pada era Gubernur Anies Baswedan, menjadi ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’.
Pemrov DKI Jakarta, melalui Pelaksana tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik DKI Jakarta, Raides Aryanto mengatakan, pengubahan slogan tersebut seiring dengan langkah Pemprov DKI Jakarta yang akan menerapkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026 sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2021 tentang Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan bagi Daerah dengan Masa Jabatan Kepala Daerah Berakhir pada Tahun 2022.
Namun oleh sebagian pihak, langkah yang diambil Heru dianggap sebagai upaya untuk menghilangkan warisan Anies Baswedan di Pemprov DKI Jakarta.
Sebelumnya Heru juga membubarkan adalah Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta yang dibentuk oleh Anies baswedan.
Heru juga mencopot Marullah Matali dari posisi Sekretaris Daerah DKI Jakarta. Marullah bisa mencapai posisi itu karena diangkat oleh Anies Baswedan.
Lantas apa saja pro dan kontra yang muncul dari penggantian slogan DKI Jakarta itu? Berikut ulasannya.
PKS kritik slogan baru DKI Jakarta
Seiring dengan berubahnya slogan DKI Jakarta, satu persatu kritik bermunculan. Salah satunya datang dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD DKI Jakarta.
Baca Juga: Pedas! Refly Harun Nyinyir Heru Budi Hartono Cuma Pj Gubernur Hasil Giveaway
Menurut anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS Dedi Supriadi, slogan baru DKI Jakarta tersebut yang berbunyi ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’ sulit dipahami masyarakat.
"Ya kurang mudah dipahami, karena pada dasarnya seluruh wilayah Indonesia ini adalah untuk Indonesia dari zaman Indonesia merdeka. Pasti untuk Indonesia. Terus, kenapa hari ini, beberapa puluh tahun setelahnya baru ada slogan itu. Kan nggak penting. Nah, yang untuk kepentingan warga Jakarta-nya apa juga?" kata Dedi Supriadi, kepada awak media.
Dedi juga mengatakan kalau slogan baru itu seakan berorientasi keluar Jakarta dan tidak mencerminkan kepentingan warga DKI Jakarta saat ini.
Ia lalu membandingkan slogan baru tersebut dengan slogan DKI yang lama yang dibuat oleh Anies Baswedan, yakni ‘Jakarta Kota Kolaborasi’.
Menurut dia, slogan tersebut mudah untuk dimengerti publik, terlebih slogan tersebut muncul pada masa pandemi Covid-19.
"Kalau Jakarta Kota Kolaborasi kan mudah ya dipahaminya oleh seluruh elemen, stakeholders, dari warganya, kemudian birokrasinya, perwakilan rakyatnya, pihak swasta yang ada di Jakarta itu berkolaborasi untuk kepentingan Jakarta. Jelas, mudah ditangkap, eye catchy," ujar dia.
Berita Terkait
-
Pedas! Refly Harun Nyinyir Heru Budi Hartono Cuma Pj Gubernur Hasil Giveaway
-
Heru Belum Juga Sowan Keliling Fraksi DPRD Setelah Gantikan Anies, Gembong PDIP: Komunikasi Belum Terbangun Maksimal
-
PSI Dukung Slogan Baru Jakarta: Slogan Buatan Anies Sering Diartikan Sulit Keuangan
-
Bela Heru, PDIP Sebut Slogan Sukses Jakarta untuk Semua adalah Lanjutan dari Bikinan Anies
-
Heru Budi Rekrut Tenaga Analis Bergaji Rp 19 Juta, PKS Samakan dengan TGUPP Anies
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Mendagri Dorong Kepala Daerah Perkuat Pengawasan dengan Optimalkan Peran APIP
-
Dibunuh-Perkosa Atasan, Dina Oktaviani Ternyata Karyawati Alfamart KM 72 Tol Cipularang
-
Sempat Mengigau, Kronologi Tabrakan di Udara Tewaskan Praka Zaenal Mutaqim Jelang HUT TNI
-
Belajar dari Tragedi Ponpes Al Khoziny, DPR Desak Evaluasi Nasional Bangunan Pesantren Tua
-
Laporan ke Dewan Pers Meningkat di Era AI, Banyak Pengaduan soal Akurasi dan Keberimbangan Berita
-
Ammar Zoni Kepergok Edarkan Narkoba, DPR Pertanyakan Sistem Pengawasan Lapas: Sudah Berulang!
-
Kasus Korupsi Chromebook, Kejagung Panggil 10 Saksi Termasuk Pejabat Perusahaan Teknologi
-
Sengkarut Haji Era Yaqut: Tak Cuma Kuota, Katering hingga Akomodasi Jemaah Diduga Jadi Bancakan
-
Ragunan Uji Coba Buka Malam Mulai Akhir Pekan Ini, Gubernur Pramono: Boleh Olahraga hingga Pacaran
-
KPK Usut Skandal EDC Rp700 M, Alasan Panggil Direktur Indosat Gali Skema Beli atau Sewa