Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Syarif menyampaikan sudah tampak adanya tanda-tanda upaya menghapus rekam jejak Anies Baswedan di DKI Jakarta. Kendati demikian, ia menyatakan tidak menghakimi perihal penguatan indikasi tersebut
"Tidak saya menge-judge ya bahwa di situ ada penguatan tuduhan/indikasi tadi. Ya memang ada kejadian bisa disimpulkan, tapi terlalu dini untuk mengatakan bahwa ingin menghapus jejak," ungkap Syarif dikutip Suara.com dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Jumat (16/12/2022).
Syarif lalu menyinggung perihal birokrasi ketika gubernur dijabat oleh Ahok. Saat itu pejabat dianggap sebagai pemain sepakbola, siapapun yang bisa menciptakan gol maka akan dipertahankan. Kala itu, Syarif mengaku menjadi pihak oposisi dan berseberangan dengan Ahok.
"Saya mengatakan saat itu bahwa sepakbola oke, tapi dalam sepakbola kan ada aturan, wasit, hakim garis dan sebagainya. Pada saat itu, Ahok jadi wasitnya, hakim garisnya Ahok," jelasnya.
Syarif pun menjadi pihak pendukung ketika Anies mulai menjabat. Pihaknya pun memelihara kebijakan Anies.
Lalu sekarang apa yang berbeda? Syarif menyebutkan ada beberapa irisan yang sama dengan jaman Ahok, yakni latar belakang soal birokrasi untuk kecepatan.
"Karena itu ketika pak Heru dilatik, pertama kali yang diganti adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), bukan Sekda dul. Berikutnya baru Sekda," kata Syarif.
Menurut Syarif, hal tersebut bisa terjadi karena ada pandangan politis dan non politis.
Terkait pandangan politis, Syarif menyebut irisan yang sama dengan Ahok yakni untuk percepatan kinerja birokrasi perlu ada pergantian namun tetap harus sesuai dengan aturan dan kelaziman.
Syarif menilai perubahan birokrasi di era PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi tersebut tak lazim.
"Sekarang apakah pergantian Sekda dan sebagainya itu menabrak aturan? Apakah menabrak kelaziman?" tutur Syarif.
"Pada kelaziman saya mengatakan iya tidak lazim, karena kalau kita ikuti dari pelantikan pak Sekda sampai sekarang tidak ada record catatan yang menjadi alasan untuk diganti," jelasnya.
Kendati demikian, Syarif menyebut perubahan birokrasi tersebut tak melanggar aturan ataupun Undang-Undang ASN.
"Namun untuk kelaziman, terlalu dini untuk mengganti seperti itu di poin birokrasi," tandasnya.
Berita Terkait
-
Tegur Akun NU Garis Lucu soal Video 'Pelanggaran' Batik, Anies Baswedan: Sampaikan Kebenaran Walaupun Itu Kurang Lucu
-
Kasih Klarifikasi Soal Pakai Baju Batik Pelanggaran, Anies Baswedan: Sampaikan Kebenaran Walau Kurang Lucu
-
Elektabilitas PSI Naik di Tengah Badai Hengkangnya Kader Top, Efek 'Ngurusin' Anies?
-
Bicara Soal Pilgub DKI, Heru Budi: Jadi Penjabat Gubernur Aja Sudah Susah, Berat
-
Anies Baswedan Dinilai Sukses Sulap Jakarta Jadi Kota Berkelas Internasional, Helmi Felis: Belum Pernah Ada yang Begini.
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar
-
Apresiasi Mendagri untuk Komisi II atas Dukungan terhadap Program Kinerja Kemendagri 2026
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
-
Nasib 16 Calon Hakim Agung Ditentukan Besok, Komisi III DPR Gelar Rapat Pleno
-
Bukan karena Isu Ijazah Palsu, KPU Beberkan Alasan Data Capres Dirahasiakan
-
Masih Sebatas Usulan, Menteri HAM Ternyata Belum Sampaikan ke DPR soal Lapangan Demo
-
Integrasi Data dengan Dukcapil Percepat Proses Layanan BRI
-
Giliran Gen Z Timor Leste Demo! Dipicu Pembelian Toyota Prado untuk Anggota DPR