Suara.com - Drama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tersangkanya Gubernur Papua Lukas Enembe dikhawatirkan Indonesia Corruption Watch (ICW) menjadi preseden buruk bagi kerja-kerja antikorupsi. KPK didorong segera menemukan solusi untuk segera menyeret Lukas Enembe ke Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sejak menjadi terangka dugaan korupsi dana APBD Provinsi Papua pada September 2022, hingga saat ini Lukas Enembe belum dilakukan penahanan oleh KPK. Sementara, terduga penyuap Lukas Enembe, Direktur PT TBP (Tabi Bangun Papua), Rijatono Lakka (RL) sudah ditahan dan jadi tersangka pada Kamis (5/1/2023) kemarin.
Berbagai pertimbangan menjadi alasan tidak ditahannya Lukas, mulai dari faktor keamanan di Papua hingga alasannya yang sakit. Namun belakangan, Lukas Enembe terlihat dalam kondisi baik, saat sedang meresmikan empat kantor pemerintahan di Papua.
"Ini kelihatannya kok kita justru diberikan drama Lukas Enembe. Di satu sisi dia menyatakan kalau dirinya sakit. Sementara di sisi lain, ada informasi seperti itu, dia meresmikan (kantor pemerintahan). Ini jadi satu hal yang menurut saya tidak bagus untuk KPK sendiri," kata Koordinator ICW, Agus Sunaryanto saat ditemui wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (6/1/2023).
Menurut ICW, sikap Lukas Enembe yang seolah berupaya mengulur waktu untuk ditangkap membuat KPK seperti tak berdaya. lembaga yang dipimpin oleh Firli Bahuri itu dinilai lemah dihadapan tersangkanya sendiri.
KPK diminta untuk mengambil langkah yang tegas. Lembaga antikorupsi dapat meminta bantuan pemerintah jika faktor keamanan menjadi pertimbangan.
"Kalau perlu untuk backup dari pemerintah. Misalnya dari sisi keamanan bisa melibatkan Brimob, untuk melakukan upaya yang lebih tegas, melakukan penangkapan," ujar Andi.
"Karena sebenarnya upaya-upaya persuasif sudah dilakukan, termasuk mendatangkan dokter ya. Seharusnya itu bisa jadi legitimasi, buat apakah pak lukas enembe ini kondisinya gimana, apakah sakit atau tidak, ini yang harusnya jadi pertimbangan," sambunnya.
Andi bilang, jika nantinya itu terus berlarut, dikhawatirkan menjadi contoh bagi para pihak yang sedang berperkara dengan KPK. Kasus Lukas Enembe menjadi contoh untuk dapat lari jeratan hukum lembaga antikorupsi.
Baca Juga: Guru Besar IPB: KPPU Perlu Kewenangan Seperti KPK Agar Indonesia Lepas dari Middle-income Trap
"Jangan sampai jadi preseden bagi tersangka lain, tersangka korupsi lain melakukan modus yang sama, sehingga kemudian ah ini enggak jadi ditangkap," ujarnya.
Sebelumnya, KPK sudah angkat bicara soal Lukas yang tak kunjung ditangkap. KPK menyatakan faktor keamanan di Papua menjadi pertimbangan. Lembaga antikorupsi khawatir, saat melakukan penjemputan paksa kepada Lukas terjadi konflik horizontal.
Kendati demikian KPK mengklaim, sudah berkoordinasi dengan kepolisian, TNI hingga BIN di Papua untuk mengetahui kondisi keamanan disana. Hal itu dilakukan guna segera menyeret Lukas Enembe ke Jakarta untuk dimintai pertanggungjawaban.
Tag
Berita Terkait
-
ICW: Kasus Suap AKBP Bambang Kayun Harus Jadi Momentum Kapolri Bersih-Bersih
-
Janji Seret Gubernur Papua Lukas Enembe ke Penjara, Tapi KPK Butuh Waktu karena Ini
-
ICW Desak KPK Libatkan PPATK Usut Aliran Dana Suap Rp50 Miliar AKPB Bambang Kayun ke Pajabat Polri Lainnya
-
KPK Telah Memeriksa 65 Saksi dalam Kasus Korupsi Lukas Enembe
-
Guru Besar IPB: KPPU Perlu Kewenangan Seperti KPK Agar Indonesia Lepas dari Middle-income Trap
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting