Suara.com - Belakangan isu mengenai perubahan sistem pemilu di Indonesia santer beredar. Perubahan dari sistem proporsional terbuka menjadi sistem proporsional tertutup bergaung. Tapi sudahkah Anda tahu beda pemilu proporsional tertutup dan proporsional terbuka?
Terdapat sedikitnya enam perbedaan yang jelas antara kedua sistem tersebut. Lengkap dengan kelebihan dan keuntungannya, berikut penjelasan yang bisa diberikan.
Pemilu Proporsional Tertutup
- Pertama, pelaksanaan. Partai politik akan mengajukan daftar calon yang disusun berdasarkan nomor urut, yang ditentukan oleh partai politik.
- Kedua, metode pemberian suara. Pemilih hanya dapat memilih partai politik yang ada di lembar kertas pemilu.
- Ketiga, penetapan calon terpilih. Penetapan calon terpilih ditentukan berdasarkan nomor urut. Jika partai memperoleh dua kursi, maka calon terpilih adalah nomor urut pertama dan kedua.
- Keempat, derajat keterwakilan. Sistem ini dirasa kurang demokratis karena rakyat tidak bisa memilih langsung wakil rakyat yang diinginkan untuk duduk di kursi legislatif. Pilihan partai belum tentu pilihan rakyat.
- Kelima, tingkat kesetaraan calon. Hal ini akan didominasi oleh kader yang mengakar ke atas karena kedekatannya dengan elit parpol, bukan karena dukungan masyarakat atau anggota parpol
- Keenam, jumlah kursi dan daftar kandidat. Setiap partai menyajikan daftar kandidat dengan jumlah yang lebih dibandingkan jumlah kursi yang dialokasikan untuk satu daerah pemilihan.
Pemilu Proporsional Terbuka
- Pertama, partai politik mengajukan daftar calon yang tidak disusun berdasarkan nomor urut dan tanpa nomor di depan nama. Urutan hanya berdasarkan abjad atau undian.
- Kedua, pemilih memilih salah satu nama calon.
- Ketiga, penetapan calon terpilih berdasarkan suara terbanyak.
- Keempat, memiliki derajat keterwakilan yang tinggi karena pemilih bebas memilih wakilnya yang akan duduk di legislatif secara langsung, sehingga pemilih dapat terus mengontrol orang yang dipilihnya.
- Kelima, memungkinkan hadirnya kader yang tumbuh dan besar dari bawah dan menang karena adanya dukungan publik.
- Keenam, partai memperoleh kursi yang sebanding dengan suara yang diperoleh.
Lalu Apa Kelebihan dan Kekurangannya?
Pada model proporsional terbuka, kelebihannya adalah sebagai berikut.
- Mendorong adanya persaingan kandidat dalam mobilisasi dukungan publik untuk kemenangan.
- Terbangunnya kedekatan pemilih dengan calon yang dipilih.
- Terbangunnya kedekatan antara pemilih.
Menyertai kelebihannya, berikut kekurangan sistem terbuka.
- Peluang adanya politik uang sangat tinggi.
- Membutuhkan modal politik yang besar.
- Perhitungan hasil suara yang rumit.
- Sulit menegakkan kuota gender dan etnis.
Pada model proporsional tertutup, kelebihannya adalah sebagai berikut.
- Pemenuhan kuota perempuan atau kelompok etnis minoritas mudah terpenuhi.
- Mampu meminimalisir terjadinya politik uang.
Kekurangannya, adalah sebagai berikut.
- Pemilih tidak memiliki peran dalam menentukan siapa wakil rakyat dari partai tersebut.
- Kurang responsif pada perubahan yang pesat.
- Menjauhkan hubungan pemilih dan wakil rakyat setelah pemilu.
Cukup jelas bukan beda pemilu proporsional tertutup dan proporsional terbuka di atas?
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
-
Demi Pertahankan Pemilu 2024 tetap Proporsional Terbuka, NasDem Ajukan Diri jadi Pihak Terkait ke MK
-
Gaduh Proporsional Tertutup, Ini Sistem Pemilu yang Dipakai di Indonesia Dari Masa ke Masa
-
Sistem Pemilu Hanya Coblos Partai Dinilai Cuma Membuat Langgeng Politik Kekerabatan
-
Hadapi Pemilu 2024, PPP Targetkan 40 Kursi dengan Berpegang pada Enam Prinsip Perjuangan
-
Soal Sistem Proporsional Tertutup, Pengamat Duga PDIP Dapat Bisikan dari Jokowi: Megawati Dibohongi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Cek Kebersihan MBG, Prabowo Minta BGN Segera Lengkapi Dapur dengan Test Kit
-
Minggu Malam di Kertanegara, Prabowo Temui Kepala BGN dan Sejumlah Menteri: Bahas Isu Apa?
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas