Suara.com - "Mau rekam sidik jari juga ya, mas? Sama, aku juga. Kenalkan, aku Siswanto!" ujar pria muda bertubuh tinggi ramping itu, sembari mengulurkan tangan dan tersenyum kepada saya.
Kami sama-sama berdiri di depan mesin finger print, di depan pintu sebuah ruangan yang selama beberapa minggu itu jadi kantor sementara media online yang kemudian jadi tempat kerja kami sampai sekarang.
Hari itu, awal Februari 2014 di sebuah gedung di kawasan Permata Hijau, adalah hari pertama saya bergabung dengan Suara.com; sama persis seperti Siswanto. Nama Suara.com sendiri kemudian baru resmi diperkenalkan pada momen peluncuran media ini sekitar sebulan kemudian.
Bersama Siswanto, kami di jajaran redaksi yang jumlahnya masih segelintir saat itu, punya optimisme besar bahwa media baru yang kami bangun bersama-sama ini akan tumbuh berkembang, dan setidaknya ikut memberi warna di jagat media massa di negeri ini. Optimisme yang nyatanya bukan sekadar mimpi.
Siswanto saat itu bergabung sebagai salah satu redaktur, tepatnya mengampu berita-berita nasional, utamanya politik, hukum dan sosial, juga metropolitan. Adalah peran Siswanto juga --bersama Ahmad Sakirin selaku Korlip-- yang antara lain turut memastikan berita-berita dan liputan seputar Pemilu 2014 saat itu, langsung menjadi salah satu sajian andalan Suara.com.
Ketika tak lama kemudian Siswanto menjabat Korlip (Koordinator Liputan), kiprah dan perannya kian terasa. Tugas-tugas liputan para reporter mampu dengan baik diarahkan olehnya, kerap dengan gayanya sendiri yang khas, yang penuh dedikasi dan etos kerja tinggi. Tentu sembari tetap bersinergi dengan rekan-rekan redaksi dan karyawan dari divisi lainnya.
"Etos kerja tinggi" mungkin memang bisa menjadi satu karakter yang identik dengan Siswanto, yang bisa disepakati oleh semua yang pernah mengenalnya, apalagi yang sempat bekerja bersamanya. Dan itu tidak hanya menjadi kenangan saya dan beberapa rekan di Suara.com yang baru mengenalnya sejak 2014, namun juga bagi banyak orang lain yang sudah lebih dulu berinteraksi dengannya.
Di Suara.com, betapa misalnya di era menjabat Korlip, pesawat telepon di meja kerjanya hampir tak pernah dibiarkan beristirahat oleh Siswanto, karena dia hampir selalu mengontak entah para reporter atau narasumber untuk follow-up berita. Kami dan sejumlah rekan kerja juga tahu, bahkan saat sudah berada di rumah pun, Siswanto di hampir setiap ada kesempatan selalu kembali bekerja, menulis atau menyunting berita.
Hal lain yang bisa disebut sebagai "identitas" Siswanto adalah keseriusannya yang mendalam pada kaidah-kaidah jurnalistik. Dan jurnalisme yang dianutnya --kalau saya boleh menilai-- adalah yang sesuai dengan prinsip dasar, yang harusnya mengutamakan kepentingan publik, berpihak pada kaum kecil tak berdaya.
Secara kepribadian, Siswanto yang pernah jadi jurnalis Tempo, Warta Kota, Vivanews, Koran Jakarta dan beberapa media lainnya, ini sendiri dikenal sebagai orang yang menyenangkan. Senyumnya menawan, dan lulusan Universitas Paramadina ini dikenal suka membantu banyak orang, juga cukup senang bercanda meski tidak sampai berlebihan.
Masih ada banyak hal mungkin yang bisa diceritakan tentang Siswanto, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun soal sosoknya. Tapi rasanya tidak cukup untuk dituliskan di sini. Yang pasti, ada banyak kenangan dan hal-hal baiknya. Teman-teman reporter maupun yang biasa berinteraksi setiap hari dengannya tentu lebih tahu.
Sempat rehat sejenak dan bekerja di tempat lain pada pertengahan 2018, mulai Agustus 2020 Siswanto kembali bersama kami dan memperkuat redaksi Suara.com. Sayang, setelah sekitar setahun bekerja kembali bersama-sama, Siswanto mulai kerap sakit dan sesekali waktu harus bolak-balik menjalani pemeriksaan. Awalnya tidak tahu apa-apa, tapi kami akhirnya mahfum bahwa sakitnya ternyata lumayan serius.
Pertengahan Desember lalu, Siswanto menyampaikan pesan chat kepada saya bahwa dia terpaksa kembali izin meninggalkan pekerjaan, karena esok harinya harus menjalani tindakan operasi besar. Dan ternyata itu adalah pesan langsung terakhir yang saya terima dari pria kelahiran 29 Januari 1980 itu.
Senin siang, 30 Januari 2023, kami segenap keluarga besar Suara.com mendapat kabar bahwa Siswanto telah berpulang. Ia menghembuskan napas terakhir di ruang rawatnya di RSCM, Jakarta, pukul 11.28 WIB. Kabar yang membuat Pemred Suwarjono bersama Wapemred, Korlip dan sejumlah besar karyawan Suara.com segera mendatangi rumah sakit.
Selang sekitar 2 jam, jenazah almarhum Siswanto akhirnya dibawa dari RSCM ke rumahnya di kawasan Bumi Mutiara, Gunung Putri, Bogor, sebelum kemudian segera diantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir di kampung halamannya di Wonogiri, Jawa Tengah.
Berita Terkait
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Amnesty Catat Peningkatan Pelanggaran HAM di Era Prabowo-Gibran, Korban Terbanyak Jurnalis
-
Suara.com dan Bank Jago Kolaborasi, Bekali Guru Jadi Cerdas Finansial dan Anti-Hoaks
-
Jurnalis Belanda: Rombongan Patrick Kluivert Segera Tinggalkan Jakarta
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional
-
Skandal Haji 2024: KPK Bongkar Pembagian Kuota Ilegal, 300 PIHK Diperiksa!
-
Gebrakan Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren Langsung Tuai Pro Kontra
-
Lamban Lindungi Rakyat dari Rokok dan Gula, 32 Organisasi Desak Pemerintah Tegakkan PP Kesehatan
-
Soroti Vonis 11 Warga Adat Maba Sangaji, DPR: Cermin Gagalnya Perlindungan HAM dan Lingkungan
-
Komisaris Transjakarta Pilihannya Ikut Demo Trans7, Begini Respons Pramono
-
Amnesty Sebut RUU KKS Batasi Kebebasan Berekspresi: Indonesia Bisa Jatuh ke Level Berbahaya!
-
Sekolah Rakyat Libatkan TNI-Polri: Solusi Disiplin atau Justru... ? Ini Kata Mensos!
-
'Sentilan' Keras DPR ke KPU: Bisa Naik Pesawat Biasa, Kenapa Harus Pakai Private Jet?
-
Terkuak di Sidang, Asal Narkotika Ammar Zoni dkk di Rutan Salemba dari Sosok Andre, Begini Alurnya!