Suara.com - Majalah satire Prancis Charlie Hebdo kembali memicu kontroversi di media sosial setelah menerbitkan kartun untuk merespons gemba 7.8 SR yang menewaskan ribuan orang di Turki dan Suriah. Profil Charlie Hebdo yang identik dengan kontroversi memang bukan pertama kali terjadi.
Majalah yang bermarkas di Paris, Prancis ini memang lekat dengan satire isu-isu sensitif. Paling anyar, kartun karya seniman Pierrick Juin memperlihatkan bangunan-bangunan yang tertatih-tatih di tengah tumpukan puing-puing dengan tulisan "no need to send tanks” atau “tidak perlu mengirimkan tank” dalam versi bahasa Indonesia.
Pengguna media sosial mengatakan kartun itu mengejek tragedi yang berdampak pada jutaan orang di dua negara dan menyebut gambar itu "menjijikkan", "memalukan", "memberontak" dan mirip dengan "ujaran kebencian".
Kontroversi Majalah Charlie Hebdo tak sekali ini terjadi. Sebelumnya, pada 7 Januari 2015 majalah ini juga pernah diserang sekelompok teroris setelah menerbitkan karikatur yang merepresentasikan Nabi Muhammad Saw, sosok yang dimuliakan oleh umat muslim dan tidak boleh dikarikaturkan.
Sementara Charlie Hebdo memuat kartun Muhammad yang tengah berkata “100 lashes of the whip if you don't die laughing” yang artinya “seratus cambukan jika kamu tidak mati tertawa.” Serangan diduga dilakukan oleh orang-orang yang terafiliasi dengan kelompok muslim Al-Qaeda.
Peristiwa penyerangan terjadi di tengah rapat redaksi. Akibatnya 12 orang tewas termasuk Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier, empat kartunis, dan dua polisi. Kemudian empat orang terluka parah, dan sebelas lainnya menderita luka ringan. Sebelumnya kantor redaksi Charlie Hebdo juga pernah dilempari bom pada 2 November 2011 namun tak menelan korban jiwa.
Mengutip sejumlah sumber, Charlie Hebdo pertama kali terbit pada 1969 sampai 1981. Redaksi sempat tutup untuk kemudian terbit kembali pada 1992.
Majalah ini tetap setia dengan motto All components of left wing puralism, and even abstainers. Semua komponen sayap kiri pluralisme, meskipun abstain. Motto tersebut mendorong Charlie Hebdo menerbitkan tulisan dan gambar yang mengkritisi agama-agama dunia termasuk Islam, Katolik, Yahudi, bahkan merambah ke ranah politik dan budaya.
Kecaman di media sosial tak berhenti sebagai respons netizen terhadap Charlie Hebdo. Seorang wanita bernama Sara Assaf menanggapi dengan mengatakan bahwa dia menarik dukungannya untuk majalah tersebut. "Je ne suis plus Charlie" (Saya bukan lagi Charlie), tulisnya, mengacu pada slogan "Je suis Charlie" (Saya Charlie) yang diadopsi oleh para pendukung majalah tersebut setelah serangan 7 Januari 2015. Banyak warga Prancis dan dunia justru menganggap apa yang dilakukan Charlie Hebdo sebagai wujud kebebasan berbicara.
Baca Juga: Dua WNI Korban Gempa Bumi Turki Meninggal Dunia, Dimakamkan di Kahramanmaras Hari Ini
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Ajaib, Bayi Baru Lahir Masih Terikat Tali Pusar ke Ibunya Ditemukan Masih Hidup di Reruntuhan Bangunan Akibat Gempa Turki
-
Cerita Pilu Kaya, Seorang Pemuda yang Kehilangan Tunangannya saat Gempa Turki
-
Sejarah Gempa Turki dari Tahun ke Tahun, 1999 Paling Parah
-
Gercep! Pemprov Jateng Segera Kirim Bantuan Korban Gempa Turki dan Suriah
-
Dua WNI Korban Gempa Bumi Turki Meninggal Dunia, Dimakamkan di Kahramanmaras Hari Ini
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Wanti-wanti Pejabat PKS di Pemerintahan Prabowo, Begini Pesan Almuzzammil Yusuf
-
Dishub DKI Pastikan Tarif Transjakarta Belum Naik, Masih Tunggu Persetujuan Gubernur dan DPRD
-
Jakarta Jadi Tuan Rumah POPNAS dan PEPARPENAS 2025, Atlet Dapat Transportasi dan Wisata Gratis
-
Cuaca Jakarta Hari Ini Menurut BMKG: Waspada Hujan Sepanjang Hari Hingga Malam
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi