Suara.com - Polisi mengungkapkan setidaknya ada dua penyebab jalanan di DKI Jakarta semakin bertambah macet belakangan ini. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latief Usman mengatakan salah satu pemicu semakin macetnya jalanan di Jakarta adalah padatnya aktivitas masyarakat.
"Tentunya kan aktivitas masyarakat semakin tinggi, apalagi setelah pandemi. Ini sudah dinyatakan sebagai endemi tentunya aktivitas masyarakat untuk berproduktivitas kan sangat tinggi," ujar Latief kepada wartawan, Sabtu (11/2/2023).
Baginya, meningkatnya aktivitas masyarakat bisa berdampak baik khususnya dari segi perekonomian dan sosial.
"Tetapi risikonya memang volume kendaraan akan semakin banyak di jalan," jelasnya.
Biang kemacetan jalan di Jakarta yang kedua ialah disebabkan oleh semakin masifnya pembangunan proyek yang berada di dekat sisi jalan.
Oleh sebab itu, dalam hal ini Polda Metro Jaya mengimbau agar pembangunan dilakukan di atas pukul 22.00 WIB.
"Mereka pun membangunnya di malam hari di atas jam 10 diusahakan. Jadi lalu lintas aktivitas masyarakat sudah mulai menurun, mereka melakukan pekerjaan. Memang ada sisa-sisa pekerjaan yang mungkin tidak bisa terselesaikan ya inilah yang harus kita buat rekayasa lalulintas," kata Latief.
Angka Kemacetan di Jakarta
Latief menerangkan berdasarkan data pada tahun 2022, indeks kemacetan di DKI Jakarta berada di angkat 48 persen. Angka tersebut naik drastis dari tahun 2020 yang berada di angka 34 persen. Di tahun 2019, kemacetan sendiri tembus mencapai angka 53 persen. Namun dia belum bisa merinci angka kemacetan yang terjadi di tahun 2023.
Baca Juga: Ikut Kejebak Macet, JK Pilih Jalan Kaki untuk Hadiri Resepsi Satu Abad NU
"Tentunya kalau hitungan kemarin, di Desember kita indeks nya sudah di angka 48 persen. Kalau dulu di tahun 2019 indeks nya 53 persen, 2019 sebelum covid. Pasca covid 2020 itu di angka indeksnya 34 persen, mulai naik di tahun 2022 di angka 48 persen," tuturnya.
Berita Terkait
-
Polda Metro Jaya Akan Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Anggota Densus 88 Terhadap Sopir Taksi Online di Depok
-
Atasi Macet Jakarta, Heru Budi Mau Tambah Armada Transjakarta
-
Pengaturan Jam Kerja Atasi Macet Jakarta, Dishub DKI: Jam Masuk Sekolah Tak Perlu Diubah
-
Heru Budi Bertemu Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Bahas Tawuran Manggarai hingga Macet Jakarta
-
Bukti Macet Jakarta Bikin Stres, Pria Ini Pilih Tidur di Hotel Ketimbang Pulang
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
Jokowi Absen di HUT TNI karena Tak Boleh Kena Panas, Kondisi Kesehatannya Jadi Gunjingan
-
Geger Sidang Ijazah Gibran: Tuntutan Rp125 T Bisa Dihapus, Syarat Minta Maaf dan Mundur dari Wapres
-
PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak