Suara.com - Rencana penambahan jumlah komando daerah militer (Kodam) yang semula 15 menjadi 38 (total provinsi di Indonesia) tengah disorot. Hal ini merupakan ide KSAD Dudung Abdurachman. Ia menyebut, rencana itu bahkan sudah disetujui oleh Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Menhan Prabowo.
"Sesuai dengan perintah dari Menhan dan Panglima TNI, sudah setuju nanti tiap provinsi akan ada kodam," kata Dudung di Markas Besar AD, Jakarta, Jumat (10/2/2023), mengutip ANTARA.
Hal tersebut lantas memicu pro kontra di berbagai kalangan. Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sendiri mengatakan bahwa rencana penambahan Kodam itu sudah sesuai dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat.
"Itu rencana garis besar kita, karena sistem pertahanan kita adalah pertahanan bersama rakyat semesta, jadi kita butuh bersama selalu dengan pemerintah daerah, pemerintah sipil," ujar Prabowo di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, melansir ANTARA, Rabu (15/2/2023).
Prabowo juga sempat mengungkap rencana pembangunan kekuatan militer per wilayah. Adapun rancangannya yakni, tiap provinsi terdapat Kodam, tiap kabupaten memiliki Komando Distrik Militer (Kodim), serta di tiap kecamatan ada Komando Rayon Militer (Koramil).
Harus Segera Dibangun
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar mengatakan bahwa penambahan Kodam merupakan sesuatu yang mendesak atau perlu segera direalisasikan. Sebab menurutnya, rencana ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan Indonesia.
Menanggapi rencana itu, Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Muradi menyebut jika penambahan Kodam di tiap provinsi aneh. Ia juga berpendapat bahwa hal tersebut bukan hal yang mendesak.
"Itu agak aneh, karena Kodam ini kan katakan militer. Dia fokus kepada penataan negara dan sebagainya. Pertanyaannya, kalau dibangun di 38 provinsi itu, urgensinya justru saya belum lihat," kata Muradi, mengutip Youtube Kompas TV, Rabu (15/2/2023).
Muradi menambahkan, seharusnya pembangunan Kodam dilakukan di tiap wilayah dengan tingkat ancaman yang tinggi. Misalnya, di Papua atau Nusa Tenggara Timur (NTT) karena kawasan tersebut berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Pembangunan di Papua
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Fatia Maulidiyanti menyebut jika penambahan Kodam di provinsi baru Papua dapat memperburuk kondisi kemanusiaan di sana.
Sebab, pemerintah selama ini kurang melakukan evaluasi atas pendekatan militeristik dalam menuntaskan konflik di Papua. Apalagi, cara itu juga disebutnya tidak pernah terbukti mampu menyelasikan masalah kemanusiaan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, ada wacana empat provinsi baru Papua, yakni Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan akan menjadi incaran pembangunan Kodam. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono merespon jika pihaknya akan memeriksa terlebih dulu lokasi yang tepat untuk rencana tersebut.
Tidak Sama dengan Polda
Berita Terkait
-
Papua Bagian Sah NKRI, Pemerintah Ogah Penuhi Keinginan TPNPB-OPM Tukar Sandera dengan Kemerdekaan Papua
-
Pemerintah Utamakan Persuasi Bebaskan Pilot Susi Air, Mahfud MD: Agar Selamat Tanpa Kisruh dan Ribut
-
OPM Minta Tukar Nyawa Pilot Susi Air Dengan Kemerdekaan Papua, Pensiunan Jenderal TNI: NKRI Harga Mati!
-
PMI Gelar Pelatihan Bimbel Bagi Pemuda yang Ingin Masuk Sekolah Kedinasan
-
Sempat Dibantah Panglima TNI, TPNPB-OPM Merilis Video Berisi Pilot Susi Air
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Permintaan Maaf Tak Cukup, Trans7 Digeruduk PWNU DKI
-
Bus Royaltrans Terbakar di Tol Dalam Kota, Transjakarta Minta Maaf dan Janji Evaluasi Armada
-
Lagi, Massa NU Kepung Gedung Trans7 Imbas Program 'Xpose Uncensored', Apa Tuntutan Mereka?
-
5 Fakta Kasus Penamparan Siswa SMAN 1 Cimarga Berujung Penonaktifan Kepsek dan Kritik Keras
-
KPK Lakukan Kajian Program Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Korupsi
-
Cak Imin Soroti Tayangan Trans7 Soal Ponpes Lirboyo: Etika Penyiaran Harus Dijaga!
-
Menghilang Usai Penjarahan, Ahmad Sahroni Siapkan Kejutan Pada 10 November?
-
Mengaku Habib dan Minta Paksa Sarung Santri, Pria 53 Tahun di Bogor Diamankan Warga
-
Buron usai Bakar Istri Hidup-hidup, Warga di Jatinegara Jaktim Resah Ulah Suami Pembuat Onar
-
Agak Laen! Ngaku-ngaku Habib, Pria Ini Minta Paksa 3 Sarung Milik Santri Ponpes, Buat Apa?