Suara.com - Ratusan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak bisa masuk ke hall tempat acara peringatan Hari Lahir atau Harlah ke-50 PPP di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/2/2023).
Mereka terdampar di area parkiran karena tak diberi akses masuk ke tempat acara lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah hadir lebih dulu berada di dalam.
Salah satu yang tak bisa masuk ke dalam yakni Wakil Bupati Situbondo Khoirani. Ia bersama stafnya hanya dapat menunggu di luar arena acara.
Khoirani mengatakan, tak bisa masuk lantaran terlambat datang ke lokasi yang dianjurkan panitia Harlah PPP yakni makasimal 1 jam sebelum Presiden Jokowi datang.
Khoirani menceritakan, ia bersama stafnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekira pukul 11.00 WIB. Lalu langsung menuju ke Hotel Mercure Alam Sutera Serpong Utara.
Khoirani menyebut, dia dan stafnya tak sempat beristirahat. Mengurusi check-in hotel hingga jam 14.00 WIB lalu langsung ke ICE BSD dan tiba di lokasi jam 15.00 WIB.
Sesampainya di lokasi, Khoirani hanya bisa pasrah lantaran tak bisa masuk. Area acara disterilkan oleh Paspampres Presiden.
"Kita ndak istirahat, langsung ke lokasi. Dari Jawa Timur jam 9, sampai di bandara jam 11 karena ada koper yang tertinggal dan menunggu kamar hotel jam 2. Sholat sebentar lalu langsung ke lokasi, belum istirahat," kata Khoirani sambil duduk di luar hall acara, Jumat (17/2/2023).
Khoirani bercerita, untuk datang ke acara Harlah PPP, dia harus meninggalkan sejumlah agenda. Salah satunya Rakernas Muslimat.
Baca Juga: Jokowi, Prabowo, hingga Sandiaga Hadiri Harlah ke-50 PPP Sore Ini
"Saya meninggalkan raker Muslimat di Situbondo demi bisa hadir kegiatan ini. Ada undangan pengajian nanti malam. Padahal mengejar agenda pembukaan ini sebagai undangan," bebernya.
Wabup Situbondo Khoirani (baju hijau) tak bisa masuk ke acara Harlah ke-50 PPP di ICE BSD Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Berita Terkait
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Menkum Sahkan Kubu Mardiono Dinilai Redam Dualisme PPP: Ibarat Sepak Bola, 90 Menit Selesai!
-
Menkum Sahkan Kepengurusan Mardiono, Mahkamah Partai Menggugat: Satu Syarat Formil Dilanggar
-
Menkum Supratman 'Tantang' Balik PPP Kubu Agus Suparmanto: Silakan Gugat SK Mardiono ke PTUN!
-
Santai, Menkum Tak Masalah SK PPP Kubu Mardiono Digugat Kubu Supratmanto, Mengapa?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK