Suara.com - Kasus mantan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddinn Yassin ditangkap Komisi Anti Korupsi Malaysia harus dijadikan pelajaran penting untuk Presiden Jokowi.
Pasalnya, kasus serupa mantan pemimpin negara diciduk lembaga antikorupsi setelah lengser bisa sangat mungkin terjadi di Indonesia.
Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamilludin Ritonga mengatakan, Jokowi berpeluang memiliki nasib yang sama seperti Muhyiddin.
Kasus-kasus korupsi di suatu negara biasanya baru diungkap setelah suatu rezim lengser dari tampuk kekuasaan.
Terlebih belum lama ini KPK mengumumkan adanya potensi kerugian negara imbas pembangunan jalan tol dimasa kepemimpinan Jokowi mencapai Rp 4,5 triliun. Anehnya, temuan ini justru tidak ditindaklanjuti KPK.
Selain itu, ada pula transaksi janggal Rp 300 triliun di tubub Kementerian Keuangan hingga menyeret ratusan pegawai Kemenkeu diduga memiliki harta janggal.
"Belum lagi penggunaan anggaran untuk kesehatan selama pandemi Covid-19. Anggarannya tak terhingga yang penggunaannya perlu diungkap melalui auditor independen," ungkapnya.
Jamilludin menilai semua kasus bisa berpeluang menyeret nama baik Jokowi. Bahkan, Jokowi bisa saja ikut terlibat dalam kasus tersebut jika tidak segera bersih-bersih kabinet di detik-detik akhir sebelum lengser.
"Kasus-kasus itu bisa saja diungkap masyarakat atau pemerintahan berikutnya setelah pemerintahan Jokowi lengser," imbuhnya.
Baca Juga: Prabowo Dinilai Layak Jadi Presiden, Hashim: Program Pak Jokowi 99 Persen Programnya Pak Prabowo
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Berita Terkait
-
Prabowo Dinilai Layak Jadi Presiden, Hashim: Program Pak Jokowi 99 Persen Programnya Pak Prabowo
-
Senioritas Bukan Penghalang, Duet Ganjar dan Prabowo Bisa Tiru Pasangan Jokowi-Ma'ruf
-
Viral Kasus Narkoba Ammar Zoni Disebut Pengalihan Isu Dugaan Penyelewengan Pejabat
-
Relawan Jokowi Mania Sampaikan Dukungan Prabowo Subianto Sebagai Capres
-
Jokowi Tak Didampingi Mentan saat Panen Raya Tapi Malah Ajak Prabowo, Ada Apa?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun