Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membeberkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memberikan 'deadline' untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk. Waktu yang diberikan Presiden Jokowi adalah 2-3 bulan.
Mentan SYL mengatakan bahwa deadline itu diberikan orang nomor satu di Indonesia kepada jajaran kementerian/lembaga, agar mereka segera memperbaiki data dan mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi.
“Penyempurnaan. Bapak Presiden kasih waktu 2-3 bulan sudah selesai. Minimal (mereka) yang berhak mendapatkan pupuk harus (menerima)," ujar Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu (15/3/2023).
"Tidak ada pupuk yang keluar dan konteks perencanaan, menyeleweng dari SOP atau tempatnya,” lanjutnya.
Presiden Jokowi, lanjut Syahrul, juga meminta agar program dan konsep penyaluran pupuk bersubsidi dibenahi. Pembenahan itu bertujuan agar implementasi pupuk bisa dilakukan secara tepat di lapangan, baik tepat waktu, tepat sasaran, tepat penerima dan tepat lahan.
Syahrul mengungkap bahwa anggaran yang tersedia baru cukup untuk mengalokasikan pupuk subsidi sebanyak 8-9 juta ton. Karena itu, pihaknya akan bekerja agar mekanisme penyaluran pupuk subsidi eektif dan tepat sasaran.
Sementara itu, data terkait kebutuhan pupuk subsidi secara nasional dilaporkan mencapai lebih dari 20 juta ton. Besarnya kebutuhan pupuk itu membuat Presiden Jokowi memberikan perintah tegas ke jajarannya.
“Memang kebutuhan pupuk kita sangat besar. Kalau dalam rencana RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) di atas 20 juta (ton), kesiapan anggaran kita hanya mampu mencapai 8 mendekati 9 juta ton. Oleh karena itu bapak Presiden memerintahkan pada kami tidak boleh pupuk kurang," jelas Syahrul.
“Yang harus dibenahi program dan konsepsi harus menggigit. Jadi tidak di awang-awang terlaksana sampai di lapangan, sampai petani sesuai waktu dan ketepatan yang ada,” tambahnya.
Baca Juga: Luhut Bawa Misi dari Jokowi Temui Surya Paloh, Perintah 'Tendang' Anies Baswedan?
Syahrul mengatakan, pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan Kementerian BUMN, Badan Pangan Nasional, BUMN Pupuk Indonesia Holding Company (PHCI), serta pemerintah daerah.
"Mulai dari mempersiapkan pupuknya lini 1 di provinsi, lini 2 di kabupaten, lini 3 di kecamatan, sampai lini 4. Koordinasi ini harus lebih matang dan kita berharap agenda ini tidak begitu lama," ujar Syahrul.
Kementan, kata Syahrul, juga akan melakukan validasi untuk penerima alokasi pupuk subsidi sebanyak 9 juta ton.
“Sistem aplikasi dan platform tiga bulan ini harus selesai sehingga ini bisa di-stressing, dicari orangnya, di mana tempatnya, kapan dipakai dan pupuknya apa,” kata Mentan.
Presiden Jokowi sebelumnya mengakui sebagian besar petani yang ia temui mengeluhkan ketersediaan pupuk, terutama pupuk bersubsidi untuk menunjang produksi tanaman.
Jokowi menjelaskan masalah mengenai distribusi dan ketersediaan pupuk bukan hanya dialami oleh Indonesia, namun juga seluruh negara di dunia. Hal itu karena kondisi dua negara pemasok pupuk, yakni Rusia dan Ukraina belum kondusif akibat perang.
Berita Terkait
-
Luhut Bawa Misi dari Jokowi Temui Surya Paloh, Perintah 'Tendang' Anies Baswedan?
-
Cek Fakta: Hilang Kesabaran! Presiden Jokowi Kerahkan 10 Juta TNI Polri untuk Basmi FPI Baru, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Surya Paloh Diseret Polisi Usai Fitnah Jokowi dalam Pidato, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Didampingi Jokowi, Ferdy Sambo Terpaksa Disuntik Mati?
-
Terpilih Jadi Ketua MK Lagi, Adik Ipar Jokowi: Jabatan Ini Milik Allah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional