Suara.com - Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan pihaknya memberikan perhatian khusus pada prediksi Jakarta tenggelam tahun 2030, seperti yang pernah disampaikan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Ia pun berencana mencegah hal itu terjadi dengan membangun jaringan air bersih perpipaan secara masif.
Prediksi Jakarta tenggelam itu disebabkan oleh penurunan muka tanah yang terus terjadi setiap tahunnya. Salah satu penyebab utamanya adalah penggunaan air tanah secara masif.
Dengan sisa waktu tujuh tahun lagi, Arief menyatakan bakal menggencarkan peralihan penggunaan air tanah ke perpipaan. Untuk itu, diperlukan sambungan jaringan air bersih hingga ke seluruh wilayah Jakarta sebelum tahun 2030.
Ia pun yakin perluasan jaringan air bersih ini bisa dilakukan secara masif seiring dengan berakhirnya swastanisasi air pada Februari 2023 lalu. Bahkan targetnya, setiap tahun ia ingin PAM bisa membangun sambungan air skala besar.
Hal ini disampaikan Arief usai kegiatan Festival Hari Air Dunia 2023 di Ruang Limpah Sungai Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
"SDGs kita meminta dalam kurun waktu 6 hingga 7 tahun ke depan, air dapat terakses dengan baik dan mampu mencakup 930 ribu sambungan rumah. Saya merasa optimis, target sambungan baru yang sangat besar bisa diwujudkan," ujar Arief kepada wartawan, Selasa (21/3/2023).
Terhitung hingga saat ini, cakupan layanan PAM Jaya masih menjangkau 65,85 persen di wilayah Ibu Kota. Sementara, BUMD bidang pelayanan air minum ini diharuskan mengejar pencapaian hingga 100 persen pada tahun 2030.
Selama ini, kata Arief, keterbatasan sumber air menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan cakupan layanan air bersih belum optimal.
"Saat ini, 81 persen sumber air baku di DKI Jakarta didapatkan dari Jatiluhur, 14 persen dari Tangerang, dan baru 5 persen yang didapatkan dari sumber air di kota ini," tuturnya.
Baca Juga: Tingkat Kehilangan Air Masih 46 persen, PAM Jaya Rugi Rp2,5 Triliun per Tahun
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal menyebut kegiatan ini sekaligus untuk meresmikan penamaan Ruang Limpah Sungai (RLS) untuk Waduk Pondok Ranggon, Brigif, dan Waduk Lebak Bulus.
Ia menyebut selama ini air dari Kali Sunter di Waduk Pondok Ranggon, Kali Krukut di Waduk Brigif dan Kali Grogol di Waduk Lebak Bulus bisa dikelola dan dimanfaatkan sebagai cadangan air baku.
Pengelolaan air di ketiga kali ini juga disebutnya membantu menghindarkan dari bahaya seperti banjir. Salah satunya seperti di wilayah Cipinang Melayu belakangan tidak lagi mengalami banjir lantaran debit air di Kali Sunter sudah bisa diatur volumenya dari RLS Pondok Ranggon.
"Fungsi RLS salah satunya sebagai wadah agar air tidak langsung menuju sungai mengalir ke laut. Apalagi Jakarta Timur ini banyak waduk," pungkas Yusmada.
Berita Terkait
-
Contoh Singapura dan Filipina, DPRD DKI Diminta Dukung Rencana IPO PAM Jaya
-
IPA Pesanggarahan Resmi Beroperasi, Sambungkan Layanan Air Bersih ke 45 Ribu Pelanggan Baru
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
Rencana Jadikan PAM Jaya PT Dapat Penolakan, Pramono: Sekarang Eranya Pendanaan Tak Hanya dari APBD
-
Tolak Perubahan PAM Jaya Jadi PT, Warga Miskin Kota: Air Hak Asasi, Bukan Komoditas!
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka