Suara.com - Aktivis 98 Nezar Patria menyebut semua elemen bangsa tidak menginginkan watak rezim orde baru (orba) kembali berlaku di Indonesia. Untuk itu, dia memberikan contoh pemimpin yang dinilai jauh dari karakter orba, yaitu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Semua tentu tidak ingin itu terjadi. Terutama, watak kekuasaan seperti orba, karena ongkosnya sangat mahal," kata Nezar di Graha Pena 98, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2023).
Pasalnya, rezim tersebut dinilai telah membungkam suara, merampas tanah, menindas rakyat, memberedel media, hingga mengintervensi partai politik.
"Jadi, jika ada suara kritis, langsung dituduh PKI, kelar itu. Dituduh PKI kelar. Mati secara politik, pokoknya tidak ada ruang," ujar Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) pada 1995-1998 itu.
Nezar berharap agenda reformasi dari mahasiswa bersama rakyat pada 1998 untuk menumbangkan orba bisa tetap bertahan.
"Saya kira 98 apa pun orang bilang, '98 berhasil atau tidak berhasil, saya kira itu berhasil. Berhasil tentu saja tidak sempurna, karena watak 98 itu mendobrak," ucapnya.
Sebab, kata Nezar, agenda reformasi membawa Indonesia menjadi negara demokratis dan menghasilkan pemimpin yang berasal dari rakyat.
Pada kesempatan yang sama, Nezar menyebut Jokowi sebagai presiden yang berasal dari rakyat, lalu bisa menjadi Wali Kota Solo, menjabat Gubernur DKI Jakarta, hingga terpilih sebagai Presiden RI.
"Presiden kita yang sekarang Pak Jokowi itu buah demokrasi," tegas Nezar.
Baca Juga: Jepang Nan Jauh di Mata, Pulau Buru Terkenang Sepanjang Hayat
Dia mengatakan sulit melihat sosok seperti Jokowi yang berakar dari rakyat menjadi pemimpin Indonesia bila negara dikuasai rezim orba.
"Selama orba, enggak ada rakyat berdaulat. Rakyat enggak pernah diajak bicara agenda pembangunan. Tidak ada namanya Musrembang segala macam, semua terpusat, korporatis, dan di bawah kendali Orba," tandas Nezar.
Berita Terkait
-
Eks Korban Penculikan Ini Sebut Penyelesaian Konflik Pelanggaran HAM 1998 Berjalan Progresif
-
Jusuf Kalla Minta Jokowi Netral: Jangan Demokrasi Kembali ke Zaman Orde Baru, Disuruh Aparat Memihak
-
Jokowi Disorot Media Asing Soal Pelanggaran HAM Indonesia: 500 Ribu Orang Tewas
-
Jepang Nan Jauh di Mata, Pulau Buru Terkenang Sepanjang Hayat
-
Denny Siregar Singgung Soal Upaya Mengkaburkan Jejak Rezim Orde Baru: Target Mereka Pemilih Muda
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta