Suara.com - Nasib karier Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak kini berada di ujung tanduk sebagai buntut dari polemik antara KPK dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Johanis nantinya akan disidang melalui sidang etik gegara bertukar pesan dengan Plh Dirjen Minerba Kementerian ESDM Muhammad Idris Froyoto Sihite.
Dewan Pengawas alias Dewas KPK kini tengah mempertimbangkan nasib Johanis melalui sidang etik yang tengah dijadwalkan.
Lantas, bagaimana sebuah percakapan bisa mengancam karier yang telah dibangun oleh Johanis selama bertahun-tahun?
Duduk perkara Johanis terancam sidang kode etik: Gegara chat oknum pejabat ESDM
Percakapan antara Johanis dan Idris terjadi via aplikasi WhatsApp pada 27 Maret 2023. Isi percakapan tersebut dinilai mencurigakan lantaran Johanis dan Idris mengetik beberapa frasa seperti 'bisa nih kita cari uang.'
Apalagi, Idris dan Kementerian ESDM kala itu tengah masuk ke radar KPK gegara kasus korupsi perizinan tambang di Kementerian ESDM.
Bersamaan dengan itu, dilaporkan bahwa adanya dokumen kasus korupsi tersebut yang bocor ke tangan di luar KPK.
Anggota Dewas KPK Albertina Ho dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/6/2023) membeberkan bahwa percakapan antara Idris dan Johanis terjadi bersamaan dengan penggeledahan gedung Kementerian ESDM oleh tim penyidik KPK.
KPK kala itu tengah menggeledah kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Minerba dan Johanis Tanak juga sedang mengikuti rapat ekspos perkara dengan seluruh pimpinan KPK beserta para struktur dan jajarannya pada Kedeputian Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK.
Albertina lebih lanjut mengungkap bahwa Johanis merupakan pihak yang terlebih dahulu memulai percakapan dengan Muhammad Idris. Johanis juga diketahui telah menghapus beberapa pesan dengan sosok pejabat Kementerian ESDM itu.
Ngaku pesan dihapus otomatis tapi tolak HP diperiksa
Albertina juga membeberkan sikap Johanis yang semakin membuat KPK curiga terhadapnya. Johanis diketahui menolak ponselnya diperiksa oleh tim penyidik.
Kala ditanya soal pesan-pesan yang dikirimkan ke Idris, Johanis mengaku bahwa pesan yang dihapus adalah foto surat tentang IUP dari temannya yang bernama Indra, seorang pengusaha.
Alasan Johanis mengirimkan foto tersebut lantaran ia menilai Idris bisa menyelesaikan perkara tersebut. Johanis mengaku WhatsApp yang ia gunakan distel dengan fitur penghapus pesan otomatis.
Berita Terkait
-
Kasus Dokumen Korupsi Bocor Tak Naik ke Sidang Etik, Eks Penyidik KPK Sebut Dewas Takut Hadapi Firli Bahuri
-
Dokumen Penyelidikan Korupsi Diduga Seret Nama Ketua KPK Firli Bahuri Bocor
-
KPK Benarkan Pegawai KPK Diperiksa Polda Metro Jaya soal Dugaan Kebocoran Dokumen Korupsi
-
Kasus Kebocoran Dokumen: KPK Tak Temukan Pelanggaran, Polisi Naikkan Status ke Penyidikan
-
Mencuat Dugaan Pungli di Rutan KPK, Pukat UGM: Ironi tapi Bukan Hal Baru
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global