Suara.com - Meski Pemilu 2024 akan digelar beberapa bulan lagi, namun kondisi politik nasional hingga saat ini tidak perlu dikhawatirkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Akademisi dan Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Muradi dalam acara Dialog Ekonomi, Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) 'Membangun Optimisme Optimisme Ekonomi di Musim Kontestasi Asing Menelisik Tantangan dan Peluang ke Depan' di Kota Bandung, Selasa (18/7/2023).
"Menjelang dua bulan penetapan capres cawapres ini, tidak ditemukan indikator yang mengkhawatirkan," katanya seperti dikutip Antara.
Selain itu, dia meyakini pertumbuhan ekonomi nasional akan positif.
Merespons pernyataan itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat (Jabar) Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024 bakal meningkatkan pengeluaran atau konsumsi pemerintah di wilayah Jabar.
Tak hanya itu, ia mengemukakan peningkatan biasanya terjadi sejak satu triwulan sebelum periode Pemilu berlangsung dengan tingginya pengeluaran untuk perlengkapan dan persiapan penyelenggaraan pemilu.
"Pengeluaran pemerintah tersebut memberikan efek peda sektor ekonomi lain seperti sektor industri dan perdagangan dan sektor lainnya," katanya.
Erwin juga menambahkan Pilpres memberi dampak berbeda seperti pada tahun 2014 dan 2019 yang berdampak positif, sedangkan dalam pilkada justru berdampak negatif karena digelar dalam waktu yang berbeda dengan jeda cukup lama.
Lantaran itu, ia memprediksi Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024, bakal memiliki positif yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya.
Baca Juga: Berdoa saat Orasi di GBK, Jubir: Pak Anies Ingin Menebar Optimisme, Harapan, dan Cinta
"Historis 2014 dan 2019, kita bisa melewati tahun politik dengan baik, ekonomi juga bisa tumbuh positif," kata Erwin.
Terlebih saat ini kondisi ekonomi terlihat membaik dan hal ini terlihat dari kondisi perekonomian nasional tumbuh 5,03 persen (yoy) pada triwulan satu tahu 2023, sementara perekonomian Jawa tumbuh 4,96 persen (yoy).
Sementara itu, perekonomian Jawa Barat sendiri berkontribusi 22,35 persen terhadap perekonomian di Pulau Jawa. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
Terkini
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka
-
Ayahnya Korupsi Rp26 Miliar, Anak Eks Walkot Cirebon Terciduk Maling Sepatu di Masjid
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Kementerian PU Audit Bangunan Pesantren Tua di Berbagai Provinsi